“Karena Tuhan bilang sama Adam, tidak baik manusia itu seorang diri, sebelum Adam mengenal cinta, Tuhan lebih dulu mengenal cinta,” tegasnya.
“Jadi kalau bicara cinta itu ada dua,, perasaan dan aturannya. Aturannya kembali pada ide awal, ide awalnya Tuhan. Jadi aturannya aturan Tuhan,” papar Pendeta Gilbert Lumoindong.
Ia pun menjelaskan sejarah pencatatan perkawinan itu…Setelah tahun 1974, pasangan dinikahkan dulu dan negara hanya mencatat.
“Karena kembali pada aturannya Tuhan,” jelas Pendeta Gilbert Lumoindong.
“Jadi kalau bicara nikah beda agama hanya sesuai kebutuhan repot. Hari ini soal beda agama, besok-besok soal sesama jenis,” ingatnya.
Karena hari ini memang cuma karena beda agama, tapi kemudian akan ada serangan lebih keras lagi.
BACA JUGA:Ustaz Abdul Somad Tegas Nyatakan Anak Beda Agama dengan Orang Tua Tak Dapat Warisan, Nadiem Makarim?
“Laki boleh menikah sama laki, perempuan boleh menikah sama perempuan. Akhirnya apa yang terjadi repot kita,” tandas pendeta Gilbert Lumoindong.
Sambut Gembira
Pastor Patris Allegro sambut gembira putusan Mahkamah Agung (MA) tentang larangan nikah beda agama.