Dijelaskannya dalam pembangunan gereja ini dari sisi designnya, memasukan unsur kearifan lokal berupa motif batik Kujur yang telah menjadi Icon dari Tanjung Enim.
BACA JUGA:Telan Dana Rp 7 Miliar, Plt Bupati Muara Enim Resmikan Gereja Katolik Santo Yosep Tanjung Enim
Gereja ini terdiri 2 lantai, dengan luas bangunan Gereja 600 m2, dan ditambah bangunan pendukung seperti kapel/ruang doa harian, ruang serbaguna.
Lalu, tempat tinggal pastur, ruang dewan paroki, perpustakaan dan service area dengan luasan 600 meter persegi sehingga luas total 1200 meter persegi.
Untuk dana pembangunan gereja, hingga sampai saat ini sudah menghabiskan dana sekitar Rp7 Milyar.
"Dana tersebut 60 persen adalah dana swadaya umat, dan sisanya ada dana dari para donatur baik CSR PTBA, anak perusahaan PTBA, dan juga perusahaan lokal serta dari perseorangan / Pribadi dari Jakarta, Palembang, Muara Enim, Tanjung Enim dan kota lainnya di Indonesia," jelasnya.
BACA JUGA:Di Komplek Ponpes Al Zaytun Indramayu Diduga Terdapat Gereja dan Asrama Setan, Benarkah?
Ditambahkannya pembangunan gereja ini belum selesai 100 persen, untuk itu pihaknya terus berharap bantuan dan support dari para donatur sehingga bisa menyelesaikan pembangunan tersebut sehingga umat Katolik dapat beribadah dengan nyaman.