Mariani menceritakan, dirinya juga pernah diasingkan dari agama Islam yang dia anut karena dianggap orang yang berdosa dan sangat menyimpang.
Meskipun begitu, dia tidak pernah menyerah dengan nasibnya dan bertekad ingin membuktikan kalau seorang waria bisa menjadi orang yang baik, bermanfaat dan beriman.
Akhirnya, saat itu Shinta Ratri pun bertekad belajar Islam lebih mendalam dan mengajarkannya kepada waria-waria lainnya.
Shinta Ratri juga ingin memberikan tempat perlindungan serta pendidikan, bagi para waria yang mengalami kesusahan atau kesulitan hidup.
Dengan bantuan beberapa teman dan para donatur, akhirnya di tahun 2006 Mariani berhasil mendirikan Ponpes Waria Al Fatah yang terletak di daerah Jagalan Notoyudan Jogjakarta.
Berbagai penghargaan ditorehkan Shinta Ratri diantaranya sebagai pembela Hak Asasi Manusia (HAM) dari Front Line Defenders, organisasi internasional untuk perlindungan pembela HAM yang berbasis di Irlandia.