Sebelumnya, kepala Suku warga SAD Muratara, Jafarin mengatakan, secara turun temurun dan lintas generasi mereka sudah diajarkan leluhur mereka untuk patuh dan taat serta mendukung sepenuhnya kemerdekaan.
Mereka mengaku tidak menuntut banyak dari negara dan hanya meminta ruang lingkup untuk bertahan hidup.
"Warga SAD ini tinggal di hutan-hutan, tapi hutan sekarang banyak jadi kebun kebun perusahaan. Sudah susah nyari makan, sampai sekarang masih banyak warga kami bertahan di dalam hutan, tapi ado jugo sebagian yang balik ke perkampungan" katanya.
Pihaknya hanya berharap, ada solusi dari negara untuk memberikan lahan khusus bagi warga SAD agar bisa bertahan hidup. Sehingga tidak lagi terganggu dengan keberadaan kebun kebun milik perusahaan.
"Warga SAD idak ado lahan, kalau hutan digusur bukak kebun oleh perusahaan. kami diusir-usir lagi, idak biso lagi nyari makan," tutupnya.(zul)