Dia menceritakan, bila masing-masing angkatan santri Al Zaytun menempati gedung sendiri-sendiri.
Angkatan 1 di gedung Abu Bakar, disitu juga ruang eksponen dan ruang dewan guru.
Angkatan 2 Persada, menempati gedung Umar. kemudian angkatan 3 dan 4 itu ada di gedung Usman.
Sedangkan angkatan 5 dan 6 itu ada di gedung Ali. Jadi tidak ada satu gedung itu semua angkatan. Sebab jumlah santri Al Zaytun sangat banyak.
"Jadi pendeta Boim ini cuma ngaku-ngaku ahli Quran, ngaku-ngaku aja paling tahu tentang Quran. Jadi kalau urusan paling tahu nampoli (nabok) santri, dia orangnya. Namanya Boim itu," kata Reza sambil tertawa.
Pendeta Saifuddin Ibrahim, memang mengakui sempat menjadi pengajar di Ponpes tersebut.
Pemuka agama yang penuh kontroversi itu mengaku cukup lama mengajar di sana hingga akhirnya memutuskan keluar dan pindah agama.
Selama masih aktif mengajar, Pendeta Saifuddin mengaku menjadi donatur tetap di Ponpes Al-Zaytun.
Dia mengklaim dirinya menyumbangkan sejumlah uang yang ia ambil dari tabungannya. Tak hanya itu dia juga mengaku sempat menyumbangkan emas setengah kilogram.*