Saifudin Ibrahim Sebut Salat di Al-Zaytun Hanya Latihan Sebelum Hukum Islam Berlaku di Indonesia
SUMEKS.CO - Lagi-lagi, Pendeta Saifudin Ibrahim, membuat pernyataan kontroversial. Dimana, Pendeta Saifudin Ibrahim menyebut, bahwa pelaksanaan salat di Ponpes Al-Zaytun Indramayu itu hanya sebuah bentuk latihan.
"Apa sih kalian ngomong tentang shaf salat Idul Fitri di Al-Zaytun. Emang nggak sah? Hukum Islam belum berlaku di Indonesia," katanya dikutip SUMEKS.CO dari unggahan TikTok @herypatoeng, 28 Mei 2023.
Untuk itu, Pendeta Saifudin Ibrahim meminta kepada semua pihak untuk tidak berkomentar tentang agama dan hukum Islam. Karena, Indonesia bukan negara Islam.
"Ngaku-ngaku Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ulama dimana, hukumnya dimana. Islam belum berlaku di Indonesia. Jadi salat tidak perlu," tegasnya.
Ditambahkan Pendeta Saifudin Ibrahim, bahwa salat di Al-Zaytun hanya sekedar latihan salat, sebelum Negara Islam berdiri dan hukum Islam ditegakkan.
"Indonesia ini kan negara Pancasila, hukumnya UUD 1945. Dimana kalian Islamnya," tanyanya.
Menurut Pendeta Saifudin Ibrahim, Islam itu berlaku apabila Negara Islam, Umat Islam, dan hukum Islam. Lantas, ketika MUI mengatur Syekh Panji Gumilang, pimpinan Ponpes Al-Zaytun Indramayu, dianggap Pendeta Saifudin Ibrahim mengada-ada.
"Enak aja ngatur-ngatur. Salat pakai jas, emang kayak kalian ke masjid nggak pakai celana dalam," lanjutnya.
Kemudian, Pendeta Saifudin Ibrahim juga mengungkapkan bahwa kencing tidak membatalkan wudhu, asal tidak membasahi lantai.
Kemudian, wanita diperbolehkan menjadi khatib Idul Fitri, Idul Adha, dan Salat Jumat. Pendeta Saifudin Ibrahim juga menambahkan bahwa nanti ada salat berjamaah, yang dimana makmumnya laki-laki sedangkan imamnya perempuan.
"Nggak salah, jangan ikutin undang-undang abad ke-7 itu. Lakukan pembaharuan Islam, yang lebih jelas lagi di hadapan supaya kita bisa hidup toleransi dan damai," paparnya.