Pelajaran yang mereka terima selama mondok tak sama seperti yang diajarkan Panji Gumilang saat ini.
Muhammad Ikhsan bahkan sudah tampil beberapa kali di televisi dan terakhir di TV One.
Dia mengatakan, yang ramai saat nyambut demo (membela Ponpes) itu bukan alumni, bukan juga santri.
“Itu bukan santri coba lihat muka-mukanya, mereka ini seperti Mas Ken zaman dulu, bukan alumni, mereka itu diluar cari dana buat Al Zaytun, benar gak Mas Ken? Ya dibenarkan NII,” tegasnya di acara TV One “Catatan Demokrasi”.
Karena ditayangkan di TV nasional ini bahaya banget, tapi saya mau kasih tahu saat kejadian salat Idul Fitri itu orang yang paling pertama bikin konten di Tiktok, ini kenapa Al Zaytun ini begini sekarang.
“Salatnya itu kenapa begini, itu ditonton oleh 3,6 juta kali tayang.
Saya bukan mau membela Panji Gumilang,” tegasnya.
Ikhsan mau menerangkan seterang-terangnya, dengan sejujur-jujurnya bahwa apa yang dituduhkan banyak banget yang keliru.
“Pisahkan antara Al Zaytun dan NII”, katanya.
Santri-santri itu nggak ngerti dengan NII, meskipun orang tuanya ada yang terafiliasi dengan NII.
Diangkatan saya itu fifty-fifty, jadi 50-50. Dikenal santri dalam dan santri luar.
Ikhsan menujukkan ijazahnya dan berusaha meluruskan bahwa tak benar ada ajaran yang menyimpang selama dia 6 tahun belajar di Ponpes tersebut.
Meski dia mengakui bahwa para santri sebagian adalah anak dari orang-orang NII.