Hidupnya hampir dilalui dengan berperang bersama senjata bernama Liha Jamal, yang terbuat tulang rahang unta.
Selain digunakan sebagai senjata untuk menumpas musuh, pedang tersebut juga merupakan perantara antara dirinya dengan Allah SWT.
Lewat Liha Jamal, Allah SWT memberikan Sam'un makanan dan minuman saat dia haus dan lapar. Konon, hanya dengan Liha Jamal inilah Sam’un dapat membunuh ribuan orang kafir.
Ketangguhan Sam'un digunakan untuk menentang kekuasaan Raja Israil, penguasa kaum kafir saat itu. Tentu saja, hal itu membuat raja murka, apalagi saat mengetahui Sam'un terus memerangi dan memberantas kaum kafir di masa itu.
BACA JUGA:5 Golongan Orang yang Rajin Salat Tapi Masuk Neraka, Kok Bisa? Ternyata Cuma Gara-gara Ini
Inilah yang membuat Raja Israil kemudian membuka sayembara dan menawarkan imbalan kepada siapa pun yang dapat menyerahkan dan menaklukan Sam'un.
Sebagai imbalannya, raja menjanjikan harta berlimpah, yang membuat istri Sam’un memilih harta daripada suaminya itu. Apalagi istrinya itu mengetahui kelemahaan Samún ada pada rambutnya.
Atas penghiatan istrinya itu, Samún berhasil ditangkap dan siksa. Bagian tubuhnya dipotong, matanya dibutakan, dan dipertontonkan ke masyarakat.
Atas doanya kepada Allah, Samún dibebaskan dari sisksaan raja kafir itu. Dalam sekali hentakan, istana raja bersama seluruh orang kafir, termasuk istri dan para kerabat yang mengkhianatinya, seketika hancur.
BACA JUGA:Dialog Malaikat Jibril dengan Kerbau, Kelalawar dan Cacing, Inilah 8 Cara Bersukur Menurut Islam
Nabi Sam'un pun bersumpah akan menebus dosa-dosanya dengan berjuang menumpas kebatilan dan kekufuran hingga 1.000 bulan tanpa henti.
Rupanya, kisah Nabi Sam'un ini menjadi salah satu alasan munculnya malam Lailayur Qodar. Demikian cerita singkat kisah Nabi Samún AS, semoga bermanfaat. *