BACA JUGA:Antisipasi Karhutla, Manggala Agni Daops Sumatera XVII Launching Patroli Terpadu
Sementara, penyebabnya karhutla masih sama. Sebagian besar ulah manusia. Seperti yang terungkap di wilayah Ogan Ilir. Pada 26 Mei lalu, muncul hotspot di daerah Pemulutan.
Ternyata, terjadi karhutla di Desa Tanjung Pasir. “Karhutla terjadi sekitar pukul 14.30 WIB, luasnya 1 hektare,” ujar kepala BPBD Ogan Ilir, Edi Rahmat.
Pihaknya bersama personel Polsek Pemulutan, TNI dan Manggala Agni mendatangi titik itu. Yang terbakar berupa vegetasi ranting dan pohon.
Upaya pemadaman dibantu dengan helikopter waterbombing.
BACA JUGA:Imbauan Larangan Karhutla, Polsek Tanjung Agung Sebar Brosur
Sementara, digelar rapat koordinasi pencegahan karhutla. Hadir Bupati OKI H Iskandar SE, Kasrem 044/Gapo Letkol Inf Tri Yudianto Hendro Winoto SIP Wibowo, BPBD OKI dan stakeholder terkait.
“Prediksi BMKG akan terjadi El Nino. Jadi semua harus bergerak melakukan antisipasi,” ujar Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad Wibowo.
Berkaca dari kejadian karhutla 2015 dan 2019, OKI banyak terjadi karhutla.
“Kapolres, Kapolsek dan Dandim harus menguasai lahan yang rawan terbakar di wilayahnya,” tegas dia.
BACA JUGA:Sosialisasi Pencegahan Karhutla, Babinsa Koramil Gunung Megang Sambangi Warga
Kalau melihat luas wilayah yang rawan, pasti tidak semuanya bisa tercover pengawasan. Untuk itu, Kapolres OKI dan Dandim 0402/OKI harus mengajak perusahaan dan masyarakat.
Sosialisasi dan berikan pengertian kepada masyarakat agar jangan membakar lahan. Harus dicek kesiapan peralatan, embung, kanal dan sarana prasarana lainnya.
Perlu juga titik koordinat pembuatan kanal karena jika terjadi kekeringan, perusahaan sudah mengetahui bagaimana mengantisipasinya.
“Masalah anggaran harus dipikirkan. Polda ada, tapi tidak banyak. Jadi perlu juga support pemda dan perusahaan,” imbuh Kapolda.
BACA JUGA:1.120 Personel Gabungan Siap Hadapi Karhutla, Kapolda Sumsel: Perlu Sinergi Bersama