Bank of Amerika : Dolar AS Tidak Akan Kehilangan Hak Istimewanya
SUMEKS.CO - Beredarnya rencana pembuatan mata uang baru oleh negara- negara yang tergabung dalam BRICS yaitu Brasil, Rusia, India, Chinna dan South Afrika, ternyata sudah sampai Bank of Amerika.
Tujuan diciptakannya mata uang baru ini juga untuk menggantikan peran Dolar Amerika Serikat.
Namun ditengah isu lunturnya Dolar AS yang sudah menyebar, Vank of Amerika membuka suara mengenai ini.
Dalam bantahannya aksi dari BRICS dalam membuat mata uang baru tidak akan mengancam keeksisan dan keberadaan dolar AS.
BACA JUGA:Usai BRICS, Kini Giliran Indonesia-Korsel Tinggalkan Dollar, Sepakat Gunakan Mata Uang Lokal
Dikutip dari berbagai media yang menyebutkan bahwa beberapa hal lain juga sudah ditanggapi oleh Bank of Amerika termasuk dedolarisasi.
Bank of Amerika mengatakan bahwa mata uang yuan dan kripto bukanlah alternatif dan dominasi dari mata uang ini tidak akan mengancam dolar AS sama sekali.
“Dolar AS tidak akan kehilangan hak istimewanya sebagai mata uang” kata Eksekutif di Bank of America, Athanasios Vamvakidis.
Mata uang Amerika memang masih menjadi mata uang utama dan memegang peran terpenting dalam ekosistem valuta asing atau forex didunia.
BACA JUGA:5 Mata Uang yang Tergabung dalam Mata Uang Baru BRICS, Apa Saja?
Dimana tempat dari mata uang Amerika ini menduduki proporasi 88 persen ditahun 2023.
Namun beberapa waktu lalu, berdasarkan laporan dari Benzinga yang memberikan penjelasan mengenai posisi dolar AS sebagai cadangan bank secara bertahap sudah mengalami penurunan.
Dimana pada tahun 1999 menduduki 70 persen menjadi 58 persen ditahun ini dimana terjadi gelombang naik turun sepanjang tahunnya.
Melihat perkembangan dari BRICS yang sampai saat ini masih melanjutkan langkah mereka untuk menciptakan mata uang baru.