GAWAT! Amerika Terancam Tak Bisa Bayar Hutang, Malapetaka Ekonomi Bakal Terjadi?
PALEMBANG, SUMEKS.CO - Perekonomian dunia saat ini sedang terancam. Pasalnya, Amerika Serikat terancam tak bisa membayar utangnya. Padahal, negara adidaya ini merupakan pemilik hutang terbesar di dunia.
Dikutip dari katadata.co.id, Amerika Serikat memiliki hutang sebesar US$ 31,5 triliun atau setara Rp 463.000 triliun. Hutang Amerika Serikat ini merupakan yang terbesar di dunia.
Kabar Amerika Serikat yang tidak bisa membayar hutang ini, tentunya menggemparkan para pelaku ekonomi dunia. Pasalnya, apabila Amerika Serikat tidak bisa membayar hutang, maka akan terjadi malapetaka ekonomi.
BACA JUGA:Pembiayaan Tumbuh Lebih Dari 20 Persen, Kinerja Keuangan BSI Semakin Solid
Menurut Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen, kemungkinan Amerika Serikat tidak bisa membayar hutang ini sebenarnya sudah diperkirakan sejak akhir tahun lalu.
"Sebab Kongres Amerika Serikat belum menaikkan pagu utang pemerintah," terang Janet.
Padahal, kata Janet untuk membayar hutang ini adalah tanggung jawab dasar Kongres. Selain hutang, Kongres Amerika Serikat juga bertanggungjawab untuk meningkatkan atau menangguhkan batas pinjaman US$ 31,4 triliun.
Mantan Ketua Bank Sentral Amerika Serikat The Fed ini juga memperingatkan, bahwa ketika Amerika Serikat tidak mampu membayar hutang, maka akan memicu malapetaka ekonomi.
BACA JUGA:Pendapatan Negara di Sumatera Selatan Bertumbuh 19,78%, Ditopang Penerimaan Pajak
"Dampaknya akan membuat suku bunga lebih tinggi untuk tahun-tahun mendatang," ujarnya.
Data dari Kementerian Keuangan menunjukkan per 31 Maret utang Amerika Serikat menembus US$ 31,45 triliun. Dari tahun ke tahun, jumlah utang Negara Adikuasa memang terus meningkat, disebabkan defisit fiskal yang terus membengkak, dan semakin terakselerasi memasuki abad 21.
Untuk diketahui, besarnya hutang Amerika Serikat ini disebabkan oleh politisi dari kedua partai memiliki kebiasaan berutang untuk membiayai perang, belanja pemerintah yang semakin besar, pajak di pangkas, perawatan baby boomer serta langkah-langkah darurat untuk membantu negara menghadapi dua resesi yang melemahkan. *