Minyak goreng yang menurutnya saat ini berada di level 100 ribu ton.
"Tahap awal akan ada 100.000 ton, tahap selanjutnya kita tingkatkan menjadi 200 (ribuan ton) atau 300 (ribuan ton)", ujarnya.
Selain itu, dari sisi distributor, dia ingin Bulog menjadi distributor level I atau D1.
Untuk bisa mendapatkan harga yang cukup murah dan mendistribusikannya ke berbagai daerah dan mampu mengendalikan harga di konsumen.
“Makanya kami perkuat Bulog dan ID Food dalam distribusi minyak goreng, minyak goreng Minyakita dan minyak goreng curah,” pungkasnya.
BACA JUGA:Pemilik Gudang BBM Ilegal di Muara Enim yang Terbakar Ditangkap, Mampu Jual 15 Ton Tiap Hari
Seperti diberitakan sebelumnya, pemanasan suhu permukaan laut atau El Nino dapat terjadi di Indonesia pada Agustus 2023.
Fenomena ini diperkirakan akan berdampak pada pangan, termasuk minyak goreng.
Departemen Perdagangan mengantisipasi dampak lebih lanjut. Langkah ini diambil bersama Kementerian Pertanian, Badan Pangan (Bapanas) serta kementerian dan lembaga terkait lainnya.
Kasan, Kepala Biro Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, mengungkapkan El Nino sendiri akan mempengaruhi produksi minyak sawit mentah (CPO), yang juga akan mempengaruhi produksi minyak goreng.
“Tidak hanya satu produk sawit yang akan terdampak, tapi juga produk lain, termasuk makanan yang diproduksi di negara lain, seperti kedelai, gula dan sebagainya,” ujarnya di Kementerian Perdagangan, Kamis 27 April 2023.
BACA JUGA:Menunggu Debut Manis Timnas U-22 Indonesia Libas Filipina di Laga Perdana SEA Games 2023 Sore Ini
“Tentu pengaruh El Nino, kita perkirakan produksi turun, Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) juga melaporkan (produksi) sedikit menurun,” lanjut Kasan.
Di sisi lain, Kasan melihat spillover juga bisa mempengaruhi harga. Premisnya adalah jika pasokan makanan berkurang, akibatnya harga akan naik.
“Kedua, efek El Nino ini tentu ekspektasi perubahan harga. Oleh karena itu, kebijakan khusus untuk minyak goreng, yang tentunya besarannya ditentukan baik berdasarkan rasio ekspor maupun insentif yang dikemas, merupakan bagian dari ekspektasi kita. kebutuhan negara,” ujarnya.