“Ini tidak mungkin dapat disamakan. Dua-duanya benar, karena berdasarkan ilmiah,” jelasnya.
Umat Islam tidak usah mempermasalahkan.
“Syukiri saja. Kita jadikan perbedaan ini sesuatu yang istimewa. Yang penting, tetap jaga persatuan dan kesatuan,” pintanya.
Penetapan hari raya boleh berbeda, tapi tujuan tetap sama.
“Jadi baik NU, Muhammadiyah dan pemerintah, semuanya dengan tujuan baik,” tandas dia. (nsw/iol)