SUMEKS.CO – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pagaralam, menggelar Ritual Pembersihan Pesake (Regalia), bertempat di halaman SD Negeri 74 Kota Pagaralam Kompleks Perkantoran Gunung Gare, Rabu, 22 Maret 2023.
Ritual ini dimulai dengan pemukulan gong oleh Wali Kota Pagaralam, Alpian Maskoni SH diwakili Asisten III Bidang Administrasi Umum, Drs H Hermawan MM.
Beberapa benda pusaka seperti keris, golok dan lainnya diletakan di atas meja. Ada juga wadah yang berisi kembang tujuh warna dan jeruk purut serta perlengkapan lainnya.
Hermawan mengatakan Pemkot Pagaralam mengapresiasi langkah yang dilakukan Disdikbud Kota Pagaralam dalam upaya pelestarian budaya di Kota Pagaralam dengan pelaksanaan giat Pelindungan Cagar Budaya Ritual Pembersihan Pesake (Regalia).
BACA JUGA:Desa Wisata Tebat Lereh Kota Pagaralam Satu-satunya Wakil Sumsel yang Jadi Pemenang ADWI 2022
Kebudayaan merupakan suatu identitas dari suatu wilayah. Seperti diketahui, di Pagaralam memiliki banyak kebudayaan.
Misal jika ada hajatan atau sedekah, pihak pemilik hajatan pun memantau tamu undangan untuk dapat mencicipi hidangan yang telah disediakan atau dikenal dengan istilah pantauan.
“Hal semacam ini tentunya bagi masyarakat dari luar Kota Pagaralam adalah ciri khas kalau di Pagaralam atau Besemah itu bila ada hajatan pasti ada kebudayaan pantauan, hingga menarik perhatian bagi tamu undangan yang datang ke Pagaralam,” jelasnya dikutip dari pagaralam.bacakoran.co.
Mengenai pelaksanaan ritual pembersihan pusake ini, Hermawan, mengatakan merupakan suatu hal yang patut disyukuri.
BACA JUGA:Renovasi Alun-Alun Utara Kota Pagaralam Berlanjut
“Kita tidak boleh mencampuradukan antara budaya dan agama, mengingat tujuan dari pembersihan pusaka ini tak lain sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya,” bebernya.
Dimana setiap daerah di Kota Pagaralam memiliki beragam pusake atau benda pusaka yang menjadi suatu bentuk kebanggaan dari suatu komunitas atau masyarakat di suatu tempat.
“Semisal di Jambat Bale ada pesake. Dan ini merupakan suatu keagungan bagi warga Jambat Bale. Hal ini karena kita menghormati tinggalan budaya pesake,” kata Hermawan.
Kegiatan semacam ini, lanjut Hermawan jangan sampai sebatas Kota Pagaralam. Bisa diagendakan secara baik dengan mengundang Kabupaten/Kota tetangga, sehingga bisa menjadi daya tarik wisatawan, untuk datang ke Kota Pagaralam.
BACA JUGA: Kankemenag Kota Pagaralam Wajibkan Sertifikat Halal, Siap-siap Kena Sanksi