Oleh: Masayu Indriaty Susanto.
Wartawan yang hebat itu sekaligus pejuang. Pejuang yang intelektual. Begitu kata Dahlan Iskan dalam kata pembukanya pada buku karya Subki Sarnawi ini.
Dari seorang anak desa yang harus bekerja keras meniti hidup, perjalanan membawanya menjadi wartawan yang kemudian memimpin Harian Sumatera Eskpres Grup. Media terbesar dengan jaringan terkuat di Palembang, Sumatera Selatan.
Dan kini, ujung perjuangannya berlabuh menjadi seorang pendidik. Mendirikan dan memimpin sebuah perguruan Islam yang dinamakannya Cendekia Faiha.
Dalam buku setebal 118 halaman ini, Subki Sarnawi menceritakan bagaimana proses metamorfosa dirinya yang tengah di puncak karir, menjabat sebagai General Manager Sumatera Ekspres Grup. Kemudian memilih mundur lalu fokus mengelola sekolah Islam yang didirikannya di area belakang rumahnya sendiri.
Sekolah itu kini sudah memiliki jenjang playgroup, Tk, SD, hingga SMP. Dengan 40 orang guru dan jumlah siswa mencapai 450 orang.
Melakoni Saja, catatan Subki Sarnawi--
Subki Sarnawi adalah senior saya. Seorang anak desa yang lahir di daerah Tanjung Batu, Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Masa kecil dijalaninya di desa.
Hidupnya tidak mudah. Putra Bapak Muhammad Sarnawi dan Yutikna ini sejak kecil sudah sering membantu orang tuanya dengan berjualan untuk menambah penghasilan.
Bahkan pada masa liburan sekolah, dia sering diajak ayahnya yang berprofesi sebagai seorang tukang kayu, merantau ke kota untuk mencari rezeki. Berjualan apa saja. Kadang berjualan pempek atau jagung rebus.
Namun, anak desa itu ternyata bernyali besar. Dan memiliki mimpi besar.
Keterbatasan tidak menyurutkan semangatnya untuk terus belajar dan bekerja keras. Subki terus bersekolah juga belajar agama di desanya.
Masa SMA dihabiskannya di Pesantren Nurul Yaqin, pondok pesantren tertua di Sumatera Selatan. Kemudian melanjutkan kuliahnya di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Patah Palembang.
Kesukaannya menulis menghantarkannya menjadi wartawan di Harian Sumatera Ekspress Palembang. Ketekunan dan semangat pantang menyerahnya membuat karirnya melesat cepat.
Intelektualitasnya terasah selama menjadi jurnalis di media yang tergabung dalam Jawa Pos Grup itu. Dan kemampuan manajerialnya teruji saat dipercaya memegang jabatan sebagai GM Sumatera Ekspress Grup.