Setelah tetabuhan rebana dengan iringan sholawat, tradisi rumpak-rumpakan kemudian diakhiri dengan pembacaan doa, oleh tetua atau tokoh masyarakat dilingkungan sekitar tempat tinggal.
Untuk rumah yang dikunjungi, kata pria yang akrab disapa Buya ini biasanya menyajikan aneka makanan khas seperti tekwan, kue basah atau kue kering kepada jemaah rumpak-rumpakan.
"Dan biasanya disertai juga dengan pembagian amplop dari tuan rumah untuk rombongan anak yang ikut dalam rumpak-rumpakan," tuturnya.
Dia berharap, tradisi rumpak-rumpakan memang harus tetap dilestarikan meski ditengah kemajuan teknologi saat ini, serta tidak lupa didukung penuh juga oleh pemerintah.
BACA JUGA:Kenakan Adat Palembang, Tangis Ria Ricis Pecah saat Teuku Ryan Mengucap Ijab-Kabul
"Bila perlu dibuat pertautan wajib diadakan tiap kampungnya, selain dapat menjaga silaturrahmi bisa juga menarik wisatawan saat perayaan hari raya baik Idulfitri atau Iduladha," tukasnya.(*)