Uangnya Akan Dikembalikan Lagi Kepada Siswa
MUARA ENIM, SUMEKS.CO - Terkait adanya video yang beredar masalah denda bagi siswa yang terlambat masuk sekolah di SMKN 1 Rambang Dangku, Kabupaten Muara Enim.
Ternyata untuk memberikan efek jera bagi siswa. Pasalnya sebelum diberlakukannya denda banyak sekali siswa yang sering terlambat sekolah, Senin 27 Februari 2023.
Dalam tayangan video yang berdurasi 2 menit 50 detik terlihat seperti guru sedang menunggu didepan pintu gerbang menunggu siswa mengeluarkan motor sambil mengambil uang denda.
“Tidak benar itu pungli. Sebab uang tersebut adalah denda, nanti kita kembalikan lagi ke siswanya ketika mereka akan tamat sekolah,” kata Kepsek SMKN 1 Rambang Dangku Junaidi MPd ketika dikonfirmasi, Senin 27 februari 2023.
BACA JUGA:Kakanwil Kemenkumham Sumsel Beri Penguatan Jajaran Lapas Narkotika Muara Beliti
Junaidi menceritakan, awal dirinya bertugas menjadi Kepsek SMKN 1 Rambang Dangku ia melihat banyak sekali anak-anak yang sering terlambat sekolah.
Bahkan bukan belasan lagi tetapi sudah puluhan sehingga banyak menyita waktu guru setiap harinya hanya untuk mengurus mereka, sehingga kadang-kadang mengganggu proses kegiatan belajar dan mengajar lainnya.
Atas dasar tersebut, lanjutnya, pada tahun 2022, dicarilah solusi dengan dibuat kebijakan bagi anak yang terlambat sekolah diberikan sanksi membersihkan sampah di sekolah.
Namun setahun berjalan sepertinya tidak membuat efek jera. Akhirnya diambil solusi lain yakni dengan cara memberikan denda sebesar Rp5 ribu bagi yang terlambat tanpa alasan yang jelas.
BACA JUGA:Kunker ke Lapas Lubuklinggau, Kakanwil Kemenkumham Sumsel Imbau Terus Jaga Kondusifitas Lapas
Setelah beberapa pekan berjalan ternyata sangat memberikan efek terbukti yang terlambat hanya hitungan jari. “Kalau dahulu yang terlambat sampai 50 orang, tetapi sekarang bisa dihitung dengan jari.
Berarti solusi ini berdampak positif,” jelas pria peraih terbaik Juara 1 Guru Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2022 ini.
Selain itu, sambung Junaidi, dirinya juga mulai menerapkan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) yang merupakan gerakan perubahan dari akar rumput bersama guru dan masyarakat untuk mentransformasi sekolah menjadi tempat yang ideal bagi siswa.
Salah satunya adalah denda bagi siswa yang terlambat tanpa alasan yang jelas seperti hujan, pecah ban dan sebagainya yang penting alasan masuk logika.