Kebanyakan barang kerajinan yang dihasilkan dibeli masyarakat Palembang.
Ada juga yang disukai wisatawan luar negeri yang membelinya sebagai oleh-oleh.
“Untuk omzet kerajinan dari bank sampah ini sekarang tembus jutaan rupiah tiap bulan,” tutur Cek Eli.
BACA JUGA:Gerakan Anti Sampah “Yok Kita Gas”: BRI Sasar Pengelolaan Sampah Terpadu di Pasar Kesesi Pekalongan
Lewat usaha ini, dia berusaha membantu pemerintah mewujudkan ekowisata di kawasan Kelurahan 19 Ilir. Menciptakan lingkungan yang bersih dari sampah anorganik.
Meski berstatus ibu rumah tangga, tapi lewat usaha bank sampah dan pembuatan berbagai barang kerajinan ini, dia mendapatkan penghasilan tambahan bagi keluarga.
Ketua pengelola Bank Sampah Kenanga, Warda, mengatakan, warga sangat antusias mengumpulkan sampah anorganik.
Pasalnya, sampah yang dkumpulkan, dijual dan warga mendapatkan uang.
BACA JUGA:Gerakan Anti Sampah “Yok Kita Gas”: BRI Sasar Pengelolaan Sampah Terpadu di Pasar Kesesi Pekalongan
Untuk koran dihargai Rp10 ribu/kg. botol plastik bekas minum Rp1.000-2.000/kg, kaleng susu Rp2.500/kg serta duplek (kotak susu) Rp400/kg dan kardus dihargai Rp1.200/kg.
“Dengan adanya bank sampah ini, warga juga mendapatkan penghasilan tambahan,” tukasnya. (yudi-palembang)