PALEMBANG, SUMEKS.CO - Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan periode Januari 2023 mengalami inflasi sebesar 0,35% (mtm). Hal ini dipicu akibat inflasi dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,30% (mtm).
Realisasi inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada Januari 2023 tercatat sebesar 5,34% (yoy). Sementara, inflasi rata-rata nasional tercatat 5,28% (yoy).
Beberapa komoditas yang mempengaruhi Inflasi Sumatera Selatan Januari 2023 yakni, cabai merah dengan andil 0,160% (mtm), rokok kretek filter dengan andil 0,119% (mtm), dan bawang merah dengan andil 0,031% (mtm).
"Peningkatan harga pada komoditas cabai merah, dan bawang merah karena produksi di daerah sentra terkendala kondisi curah hujan yang tinggi," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan, Zulkifli, Selasa 7 Februari 2023.
BACA JUGA:Tekan Inflasi, Jual Beras Medium Subsidi Seharga Rp7000 per kg
Disisi lain sambung Zulkifli, peningkatan permintaan pada kedua komoditas ini seiring perayaan Tahun Baru Imlek 2023. Inflasi bulan Januari 2023 juga turut didorong oleh kenaikan harga sewa rumah dengan andil 0,041% (mtm) serta emas perhiasan dengan andil sebesar 0,031% (mtm).
"Adanya kenaikan harga bahan bangunan juga berdampak langsung pada kenaikan harga sewa rumah," terangnya.
Lebih dari itu, komoditas emas perhiasan masih menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi tertinggi pada Januari 2023. Seiring mengikuti pergerakan emas dunia yang terus mengalami peningkatan.
"Jadi inflasi pada Januari 2023 banyak faktor yang mempengaruhi. Namun, inflasi kita cukup melandai dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,48% (mtm)," bebernya.
BACA JUGA:Tekan Inflasi, Jual Beras Medium Subsidi Seharga Rp7000 per kg
Sementara itu, Bank Indonesia pada Januari 2023 mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi yang terus menguat. Indikasi itu terlihat pada Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE), Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara berurutan menjadi sebesar 130.11, 139.33, dan 134.72.
"Angka tersebut menunjukkan kuatnya optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian pada enam bulan ke depan, baik dari aspek kegiatan usaha, peningkatan penghasilan, maupun ketersediaan lapangan kerja," ungkap Kepala BI, Erwin Soeriadimadja.
Erwin juga mengatakan, konsumsi masyarakat kedepan diprediksikan terus meningkat seiring dengan naiknya upah minimum provinsi (UMP) tahun 2023, serta peningkatan pendapatan petani perkebunan ditengah peningkatan permintaan untuk komoditas kelapa sawit.
BACA JUGA:Sumsel Alami Inflasi, ini Penyebabnya
"Kita optimis bahwa perekonomian kita kedepannya semakin membaik," imbuh Erwin.