JAKARTA, SUMEKS.CO - Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menyatakan bahwa saat ini, pihaknya sedang melakukan review terkait penyesuaian harga BBM tersebut. "Masih kita review," tandas Irto kepada CNBC Indonesia.
Seperti diketahui, pergerakan kurs Rupiah juga menjadi faktor dari penentuan harga BBM khususnya BBM non subsidi.
Saat ini, Kurs rupiah terlibas dolar Amerika Serikat (AS) hingga pada pertengahan perdagangan Kamis (29/12/2022), bahkan menjadi mata uang yang terkoreksi paling tajam di Asia. Padahal, mayoritas mata uang di Asia sukses menguat.
Mengacu pada data Refinitiv, seperti dikutip sumeks.co dari cnbcindonesia.com, pada pembukaan perdagangan rupiah terkoreksi 0,26% ke Rp 15.740/US$. Kemudian, rupiah sukses memangkas koreksinya menjadi hanya sebesar 0,19% ke Rp 15.730/US$ pada pukul 11:00 WIB. Mata Uang Garuda bahkan menyentuh rekor terlemah tahun ini.
Badan Usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) biasanya akan melakukan penyesuaian harga BBM per tanggal 1, khususnya harga BBM non subsidi.
Penyesuaian harga itu dilihat berdasarkan harga minyak mentah dunia terkini.
Di mana seperti diketahui, harga minyak mentah dunia dalam beberapa bulan terakhir ini sudah mengalami sedikit penurunan dibandingkan pada pertengahan tahun ini yang mencapai di atas US$ 100 per barel.
Mengutip data Revinitiv, perdagangan Kamis, 29 Desember 2022 harga minyak mentah Brent terpantau merosot 1,2% menjadi US$82,26 per barel.
BACA JUGA:1 Hari Lagi 3 BBM Jenis Ini Dihapus, Pembelian Solar dan Pertalite Dibatasi, Berikut Penjelasannya
Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate harganya US$78,4 per barel, anjlok 0,7%.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengungkapkan bahwa setiap penurunan harga minyak mentah US$ 1 per barel maka dampaknya akan setara dengan melemahnya nilai tukar rupiah hingga Rp 150 per US$.
"Hitungan ReforMiner setiap penurunan harga minyak US$ 1 per barel dampaknya setara dengan pelemahan nilai tukar rupiah Rp 150 per US$," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat, 30 Desember 2022.
Dengan begitu, Komaidi menilai Rupiah yang mengalami pelemahan saat ini, maka setara dengan perhitungan US$ 10 per barel harga minyak mentah.