BANYUASIN, SUMEKS.CO - Pengobatan sapi yang terkena penyakit LSD (Lumpy Skin Disease) atau cacar sapi menurut Kepala Disbunak Banyuasin Edil Fitriadi SP MSi melalui Kabid Peternakan Warsi saat ini masih menggunakan penanganan secara kearifan lokal.
"Bisa ditangani dengan kearifan lokal, alhamdulilah bisa sembuh, "katanya.
Pengobatan dengan kearifan lokal yang dimaksud dengan cara pemberian air garam komposisi air bersih 10 liter, garam 250 gram (sekali pengobatan)."Air garam itu disiramkan ke tubuh sapi, "tuturnya.
Tapi diusahakan garam yang akan dicampur air itu tidak mengandung yodium."Itu berdasarkan pengalaman peternak, "jelasnya.
BACA JUGA:Tak Dapat Jatah, Pelaku Sebar Foto Syur Korban
Alhasil beberapa ternak sapi milik peternak yang terkena cacar sapi sudah mengalami kesembuhan, dibuktikan titik titik cacar mulai hilang.
Selain itu juga, pihaknya juga memberikan suntik vitamin serta antibiotik kepada sapi sapi yang terkena penyakit cacar sapi."Itu juga kita lakukan, "tegasnya.
Pihaknya juga menghimbau kepada peternak untuk desinfektan kandang dan menjaga imun ternak, dan untuk sapi yang sakit LSD, diharapkan agar diisolasi sementaraa waktu."Kan bisa menular, "ucapnya.
Lebih lanjut kata Warsi, idealnya sapi sapi itu seharusnya di vaksin untuk pencegahan. "Tapi saat ini belum ada pengadaan vaksin, informasinya tahun depan dari kementerian (ada) untuk pengadaan vaksin, "imbuhnya.
BACA JUGA:Bank Sumsel Babel Launching Tim Voli Palembang, Siap Bertarung di Proliga 2023
Jumlah sapi yang ada di wilayah Banyuasin sekitar 41 ribu, dan itu idealnya di vaksin semua sehingga dapat mencegah penyakit tersebut.
Diketahui, peternak sapi di wilayah Banyuasin dalam beberapa minggu terakhir ini resah, karena hewan ternak mereka terkena penyakit cacar sapi.
"Resah dan khawatir dek, "kata Efri salah satu peternak di Rantau Bayur.
Dampak dari penyakit itu sendiri yaitu sapi tersebut lumpuh dan tidak mau makan.
BACA JUGA:Tata Kelola Pembangunan Infrastruktur Jalan Pemkab Musi Banyuasin Diapresiasi BPK Sumsel