Mengenal Ibnu Khaldun : Sang Pelopor Sosiologi Islam, Kritik Terhadap Penulisan Sejarah Terdahulu

Selasa 13-12-2022,13:58 WIB
Reporter : Reno Irawan
Editor : Rappi Darmawan

Ibnu Khladun secara tegas mengkritik para sejarawan muslim yang amat tekun mencatat pelbagai kejadian sejarah tetapi mencampur adukkan fakta dengan gosip dan laporan palsu. 

Menurutnya gaya penulisan seperti tersebut tidak masuk akal dan tidak bisa dipercaya (turahhat al ahdits , zakharif min al ri wayah). 

Dalam Muqadimahhnya , Ibnu Khaldun mebgkritik sejerawan islam periode sebelumnya (Ibnu khalyun-tentang Dinasti Ummayah dan Andalusia) sebagai peniru (muqaliid) lamban mengerti (balid) dan bodoh. Menurutnya para sejarawan tersebut hanya melaporkan fakta sejarah dari sebuah dinasti tertentu tanpa membedakan antara kebenaran dan khayalan. 

Kritik keras Ibnu khaldun lainnya yakni kegagalan para sejarawan periode sebelumnya dalam menganalisis asal usul dinasti , penyebab kejayaan mereka, prinsip prinsip dari fondasi organisasi mereka serta penyebab kehancuran dan kemundura dari sebuah dinasti.  

BACA JUGA:Suka Bikin Konten Ekstrem, Ingat Dalam Islam Dilarang Membayakan Diri Sendiri

Menurutnya penulisan sejarah semacam ini hanya berisi bentuk bentuk (suwar) dan kehilangan subtanssinya (mawwad) dan wajar jika dianggap kebodohan yang menyamar ke ilmu pengetahuan.

Dengan jenaka Ibnu Khaldun menggambarkan para sejarawan itu seperti “padang rumput kebodohan dan berpenyakit “ (mara’ al jahl baina al anam wakhimun whalibun). 

Dengan kitab al Ibar , Ibnu Khaldun berusaha mengkoreksi tentang penulisan sejarah sebelumnya dengan menyoroti keadaan yang muncul dengan perubahan generasi dan masa. 

Dalam al ibar, detail mengungkap fakta sejarah (al akhbar) dan sekaligus refleksi (al itibar) atas semua kejadian peristiwa sejarah. 

Secara subtansi kitab al ibar mengulas dua sejarah kelompok Maghribi yang dominan yakni bangsa arab dan berber mulai dari peradabannya (tammadun) serta asal usul dinastinya.(*) 

 

 

 

 

Kategori :