BANYUASIN, SUMEKS.CO - Kabar Baik. Bupati Askolani mengatakan jelang akhir tahun 2022, angka kemiskinan di Kabupaten Banyuasin mengalami penurunan sekitar 10,00 persen.
"Alhamdulilah turun, walaupun belum satu digit, "kata Askolani Bupati Banyuasin usai Rapat Koordinasi dan Rilis Angkat Kemiskinan Banyuasin, di Guest House Bupati Banyuasin. Sebelumnya angka kemiskinan Banyuasin sebesar 10,75 persen.
Penurunan angka kemiskinan harus tetap disyukuri. Karena selama dua tahun terakhir ini Indonesia termasuk di Kabupaten Banyuasin terkena dampak covid 19. Sehingga berdampak pada refocusing anggaran yang tentu banyak kegiatan yang tertunda dan beberapa target kinerja yang tertunda.
"Tapi itu menjadi hal yang menuntut kita untuk bergerak cepat dan berinovasi di segala aspek, "jelasnya.
BACA JUGA:Kabupaten Banyuasin Prioritaskan Hapus Kemiskinan Ekstrim di Desa Tahun 2023
Diakuinya menurunnya angka kemiskinan bukti Kerja Keras, Kerja Cerdas dan Kerja Ikhlas seluruh stakeholders terkait. " Kita saling sinergi, "tukasnya. Memang jika dibandingkan dengan capaian Nasional yaitu di angka 9,71." Kita masih butuh 0,29% lagi,"imbuhnya.
Tentunya dalam penanggulangan kemiskinan tidak hanya sekedar wacana semata, tapi diperlukan percepatan dan inovasi serta peran dari berbagai pihak secara terintegrasi, bukan sendiri-sendiri atau ego sektoral.
"Semua program kita saling sinergi, terutama 12 gerakan bersama masyarakat, " tuturnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Sumsel (BPS), Dr.Zulkifli mengatakan, presentase penduduk miskin di Kabupaten Banyuasin berada pada peringkat ke-dua terendah se-provinsi Sumatera Selatan.
Ini tentu tidak lepas dari upaya Pemerintah Kabupaten Banyuasin dibawah nahkoda Bupati H.Askolani bersama Wakil Bupati Banyuasin H.Slamet Somosentono melalui program dan inovasi yang dilakukan selama ini. "Ini luar biasa, " katanya.
BACA JUGA:Rancang Skenario Perampokan yang Rapi, 4 Pelaku dalam Kejaran Polda Jatim
Ia merinci, pada tahun 2003 jumlah penduduk miskin Banyuasin sebanyak 156,40 ribu jiwa atau 22,80 persen. Pada, tahun 2012 sebanyak 87,87 jiwa atau 11,27 persen. Lalu, tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi 100,64 ribu jiwa atau 12,45 persen.
Angka kemiskinan ini kembali turun di saat Bupati H.Askolani dan Wabup H.Slamet menjabat. Pada tahun 2019 menyentuh angka 96,55 ribu jiwa atau 11,33 persen."Kemudian turun lagi pada tahun 2022 ini hingga 88,55 jiwa atau 10,00 persen, "tukasnya.(qda)