Selain itu pelaku dan Aipda Sofyan, ada pula warga berjenis kelamin perempuan bernama Nur Hasanah yang menjadi korban ledakan.
Saat itu Nur Hasanah sedang melintas di depan Polsek Astanaanyar, tepat saat bom meledak.
BACA JUGA:Tiga Hari Menghilang, Pelajar Ditemukan Sudah Menjadi Mayat
Aipda Sofyan kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Immanuel dalam kondisi terluka, namun nyawanya tidak terselamatkan.
Anggota bhabinkamtibmas itu menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 10.00 WIB.
"Beliau adalah seorang pahlawan, karena beliau menyelamatkan anggota lainnya. Kalau saat kejadian tidak ada beliau, hanya Allah yang tahu.
Yang jelas beliau adalah pahlawan karena menyelamatkan teman-temannya," kata Kasatbinmas Polrestabes Bandung AKBP Sutorih, usai upacara pemakaman jenazah Sofyan.
BACA JUGA:Bantu Pemulihan Pasca Gempa Cianjur, BRI Peduli Terus Layani Masyarakat Terdampak
Dari kejadian itu, polisi mencatat ada 11 korban yang terdiri dari 10 anggota polisi dan satu warga.
Dari 10 anggota polisi yang menjadi korban, Sofyan merupakan satu korban meninggal dunia, sementara yang lainnya mengalami luka-luka.
Jadi teladan
Sofyan yang wafat saat bertugas kemudian dinaikkan satu pangkat lebih tinggi menjadi Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Anumerta.
BACA JUGA:Gegara Kayu Bakar, Seorang Pria di Empat Lawang Habisi Nyawa Tetangga Sendiri
Selain tindakannya yang perlu diteladani, semasa hidup Sofyan juga dikenal sebagai sosok yang rajin beribadah.
Bhabinkamtibmas yang lahir di Bandung, 13 Juni 1981, dan kini berusia 41 tahun itu meninggalkan istri bernama Siti Sarah dan tiga orang anak.
Sofyan yang berdomisili di Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, merupakan polisi yang lulus dari Sekolah Calon Bintara (Secaba) Polri tahun 2003.