PALEMBANG, SUMEKS.CO - Seluruh pedagang Pasar Cinde berjumlah 60 orang yang terkena imbas kebakaran pada Ahad 27 November 2022 lalu, meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang segera membersihkan sisa-sisa puing kebakaran.
Permohonan para Pedagang tersebut dikarenakan mereka ingin tetep berdagang di lokasi tersebut dan tidak mau dipindahkan.
Pantauan SUMEKS.CO, Senin 5 Desember 2022, terlihat jelas masih ada banyak bekas puing kebakaran seperti genteng yang masih roboh, kayu-kayu yang telah terbakar dan masih tercium bau gosong bekas kebakaran.
Perwakilan 60 pedagang musibah kebakaran Pasar Cinde, Apukat menjelaskan, para pedagang telah menyetujui agar tidak mau dipindahkan yang sesuai dengan saran Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda.
Fitrianti Agustinda menyarankan agar direlokasikan ke Pasar 26 Ilir, Pasar Gubah, dan Pasar Palimo.
BACA JUGA:Seminggu Pasca Pasar Cinde Palembang Terbakar, Bagaimana Nasib Pedagang?
"Kami tetap ingin berdagang di sini, alasannya karena pelanggan kami tau nya kami berdagang di Pasar Cinde yang dekat halte. Nanti kalau kami pindah, takutnya pelanggan tidak mau mencari kami," jelasnya.
Lanjut Apukat, para pedagang yang terdampak memohon kepada Pemkot Palembang agar secepatnya membersihkan lokasi TKP.
"Minta tolong sekali, bersihkan saja bekas kebakaran ini. Untuk bangun kios-kios biar kami saja yang tanggung. Karena kami ingin menyambung hidup, karena rezeki kami dari sini," ucapnya.
Dikatakannya, para pedagang meminta untuk pinjaman modal jika ada dari pihak Pemkot Palembang. "Kami juga mau misal ada pinjaman modal, karena mau beli dagangan itu uang nya dari mana sedangkan dagangan kami ludes terbakar," tukasnya.
Senada dengan yang dikatakan Pedagang Pasar Cinde lainnya, Hasanusi menuturkan para Pedagang terpaksa berjualan tepat di depan lokasi kios Pasar Cinde yang terbakar.
BACA JUGA:Berharap Bantuan Modal, Pedagang Pasar Cinde Mengais Barang di Reruntuhan Kios
"Dari 60 pelapak atau pedagang yang terdampak, salah satunya saya. Jadi, kami sekitar 15 pelapak atau pedagang tetap berjualan di depan lokasi yang terbakar ini, bersampingan dengan jalan raya," ungkapnya.
Hasanusi menjelaskan, para pedagang atau pelapak termasuk dirinya terpaksa masih berjualan, meski harus berjualan emperan di depan lokasi kebakaran dikarenakan tidak ada pilihan lain.
"Sementara di sini jadilah karena tidak ada pilihan lain, kalau tidak berjualan tidak bisa makan," tutupnya.