BERMODALKAN alat musik Ukulele berukuran kecil, Andien, bocah perempuan yang diperkirakan baru berusia 10 tahun, menghampiri pengendara yang berhenti di simpang lima DPRD Sumsel.
Matahari cukup terik. Bocah perempuan yang mengenakan baju warna biru itu tidak lantas surut dan mencari tempat berlindung.
Satu persatu pengendara yang tengah menunggu lampu hijau menyala disapa. Jari-jari mungilnya memetik tali senar, sejurus kemudian mulutnya menyanyikan sebuah lagu.
Andien, menjadi pengamen bukan karena hobi, melainkan untuk membantu perekonomian keluarga. Meringankan beban orang tua menghidupi Dia dan adik-adiknya.
BACA JUGA:Spontan, Ratu Dewa Bersama ASN Bersepeda Bantu Warga yang Rumahnya Ambruk
"Inisatif sendiri kak cari uang untuk bantu orang tua, termasuk untuk jajan dan biaya sekolah," tutur Andien, dibincangi SUMEKS.CO saat rehat mengamen di taman simpang lima DPRD Provinsi Sumsel, Ahad, 23 Oktober 2022.
Sembari memegang Ukulele, Andien bercerita saat ini tinggal bersama ibunya di Rumah Susun Kelurahan 24 Ilir, Kota Palembang.
Sejak ditinggal ayahnya karena penyakit diabetes yang diderita, ibunya terpaksa menjadi buruh cuci panggilan dari rumah ke rumah.
Andien kasihan melihat ibunya. Sebelum menjadi buruh cuci pakaian, pernah menjadi pegawai rumah makan dan pembantu rumah tangga.
BACA JUGA:DPKP Palembang Sosialiasi Aplikasi Pak Tani, Marketplace Jual Beli Hasil Pertanian
Semua itu dijalni hanya untuk mencari nafkah memenuhi kebutuhan jajan, biaya sekolah dan untuk kehidupan sehari-hari.
"Sudah kurang lebih hampir dua tahun ini saya ikut membantu ibu cari nafkah, ya dengan cara ngamen ini, waktu itu masih umur 8 tahunan," ungkap Andien dengan senyum ramah.
Dengan celotehan khas anak-anak, Andien kembali menceritakan sebelum menggunakan alat musik, dirinya mengamen hanya bermodalkan suara dan tepuk tangan saja.
Usai bernyanyi, Andien akan menyodorkan kantong plastik bekas kemasan permen. Berharap sedikit rezeki dari mereka.
BACA JUGA:1.000 Peserta Ikuti Jalan Sehat Pak Tani Gelaran DPKP Palembang – Sumeks