PALEMBANG, SUMEKS.CO - Proyek pembangunan jaringan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kota Palembang, membuat sejumlah pedagang serta pemilik ruko di sepanjang Jl Beringin Janggut hingga Jl Masjid Lama, Kelurahan 17 Ilir Kota Palembang resah.
Sebagian besar pedagang dan pemilik toko, mengeluhkan pengerjaan proyek yang terkesan tidak mempertimbangkan faktor lingkungan, sejak pekerjaan dilakukan kurang lebih hampir satu tahun terakhir.
"Sudah ada satu ruko yang nyaris roboh, dindingnya sudah banyak retak, akibat dari pengerjaan IPAL dengan menggunakan alat berat," kata salah seorang pemilik ruko perlengkapan ikan hias yang tidak ingin disebutkan namanya kepada SUMEKS.CO, Sabtu 22 Oktober 2022.
Menurutnya, kerusakan ruko tersebut karena saat alat berat bekerja pada malam hari, getaran dari alat berat tersebut sangat terasa, beruntung pihak pelaksana proyek mau bertanggung jawab meskipun hanya di semen saja pada bagian yang retak.
BACA JUGA:Proyek Ipal Ganggu Jalan, Kadis PU Minta Kontraktor Merekondisi
Ditakutkannya, jika tidak ada solusi lebih lanjut bukan tidak mungkin hal serupa akan terjadi pada ruko miliknya, dikarenakan berdasarkan informasinya proyek penggalian saluran IPAL di dekat kawasan Pasar Burung tersebut ditargetkan selesai tiga bulan ke depan.
Senada dikatakan Endi, salah seorang pedagang pasar ikan hias atau biasa di sebut Pasar Burung kaki lima mengatakan sejak adanya alat berat proyek pengerjaan IPAL, hampir setiap hari beberapa akuarium ikan hias miliknya retak hingga pecah.
"Bukan hanya saya saja, namun hampir sebagian pedagang ikan hias mengalami hal yang sama, jadinya merugi karena terpaksa bikin akuarium baru lagi," keluh Endi.
Keluhan pemilik ruko dan pedagang ikan tersebut benar adanya, dari pantauan dilapangan dengan di pagar seng satu alat berat ekscavator melintang persis di tengah Jl Beringin Janggut.
BACA JUGA:Bangun IPAL dari Bantuan Australia
Di sepanjang Jalan Beringin Janggut yang mana merupakan salah satu titik proyek IPAL, berjejer beberapa ruko yang berdagang berbagai kebutuhan dimulai dari toko elektronik, toko obat, hingga perlengkapan ikan hias.
Bahkan salah satu toko persis di samping alat berat tersebut, mengalami kerusakan di bagian balok pintu ruko, sehingga terpaksa harus ditopang dengan tiga buah besi penopang agar tidak roboh.