BACA JUGA:Karim Benzema Raih Ballon d'Or 2022, Madrid Terbanyak Sumbang Wakil
Artinya hampir tak ada differentiation, pembeda suatu destinasi dari destinasi wisata sejarah lain di Palembang. Riwayat situs-situs sejarah di Kota Palembang lebih dibanjiri mitos.
Padahal, saat ini sudah muncul special interest tourism, wisata berfokus ketertarikan tertentu. Hadir juga niche tourism, wisatawan minat tertentu. Yang sebenarnya sangat dekat dengan objek wisata yang ada di Palembang. Ambil missal, para inbound wisatawan Malaysia sangat interest dan niche akan destinasi wisata sejarah Bukit Siguntang.
Karena mereka sudah memiliki basic pelajaran sejak sekolah dasar tentang sosok Wan Malini yang berasal dari Bukit Siguntang. Namun narasi Wan Malini yang ingin dikenal dan menjadi ingatan mereka. Tak akan mereka dapat di sana.
Dinas terkait, sudah tahu kendala ini. Namun kurang usaha untuk menimilisir gegap gempita mitos dalam destinasi wisata di Kota Palembang.
BACA JUGA:Ramalan Kartu Tarot 18 Oktober untuk Zodiak Leo dan Virgo
Salah satu solusi yang ditawarkan oleh rekan-rekan HPI Kota Palembang dalam diskusi awal di atas. Perlu adanya buku-buku panduan wisata.
Tentu buku ini lebih menonjolkan realita dan narasi sejarah tentang situs-situs tersebut. Buku-buku panduan ini harus dibuat dalam bentuk popular.
Sehingga mudah diterangkan kembali oleh kawan-kawan HPI ke para pelancong yang datang ke Palembang.
Buku panduan ini harus suatu mengoptimalkan narasi-narasi sejarah. Sekaligus menilisir mitos yang dibangun dalam destinasi wisata sejarah di Kota Palembang. Yang dianggap sudah kurang relevan lagi.
BACA JUGA:Bripka Ricky Rizal Berdoa Untuk Keluarga Brigadir Yosua
Sebab, masa sekarang wisatawan sudah pada pandai memahami narasi sebuah situs sejarah. Reproduksi Destinasi Wisata Sejarah Yang Tiada
Perda Kota Palembang tentang RTRW Kota 2012-2032 dengan jelaskan menfokuskan kawasan tepi Sungai Musi untuk unjuk sebagai pengembangan pariwisata budaya, pariwisata sejarah dan pengembangan water front city.
Namun masih ada kelalaian menghadirkan kembali citra wisata air bernuansa sejarah di sana. Mestinya harus ada stimulus yang mengarah pada atraksi budaya air di kota.
Misal adanya kegiatan massal tentang pelestarian seni dan budaya yang mengarah pada tradisi peradaban air atau maritim.
BACA JUGA:Awas Gula Darah Tinggi Buat Letoy Kaum Adam