MURATARA, SUMEKS.CO - Kasus stunting atau gizi buruk yang menimpa balita cukup banyak terjadi diwilayah Kabupaten Muratara. Dinas Kesehatan Kabupaten Muratara mengkonfirmasi setidaknya ada 482 kasus stunting yang mereka temukan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muratara Dr Arios melalui sekertaris Tasman, saat dikonfirmasi Selasa 11 Oktober 2022 menuturkan di wilayah kabupaten Muratara banyak ditemukan kasus stunting atau gizi buruk yang menghambat pertunbuhan anak.
Stunting ternyata tidak hanya menyadi penyebab tinggi dan bobot anak tidak sesuai dengan usianya, namun juga berdampak ke kasus kasus lain seperti hedrosipalus, maupun kelainan genetik yang bisa merusak struktur tubuh.
Dampak kesehatan tidak hanya memengaruhi melambatnya pertumbuhan anak semata. Namun juga memengaruhi kecerdasan anak di bawah rata-rata, sistem imun tubuh anak tidak baik sehingga anak mudah sakit dan anak lebih mudah terkena diabetes, penyakit jantung, stroke, dan kanker.
BACA JUGA:Rizky Billar Pernah Mengontrak di Apartemen Iis Dahlia
"Di wilayah kita banyak kasus stunting dari pendataan kamibsekitar 482 kasus, tapi nanti dikonfirmasi langsung ke stap saya saja yang menangani kasus stunting biar jumlahnya lebih akurat," katanya.
Dinas kesehatan Muratara, membenarkan jika dalam beberapa tahun terakhir penanganan kasus stunting sepat terkendala pandemi Covid-19, sehingga pendataan kasus stunting sempat stagnan. Karena selama Covid-19. Karena posyandu tidak melakukan pelayanan imunisasi untuk anak di atas umur 1 tahun.
Berdasarkan data dari dinas kesehatan Muratara, di 2018 kasus stunting didapati sekitar 112 kasus, dan 22 kasus untuk gizi buruk. Di 2019 di dapati sekitar 106 jumlah kasus stunting dan 16 kasus gizi buruk, sedangkan di 2020 di dapati 19 kasus stunting.
Namun di 2021-2022 kembali dilakukan pendataan dan intervensi terhadap kasus stunting. Sehingga dapat menekan kasus stunting di Muratara.
BACA JUGA:Retribusi Pasar Tradisional Meningkat, PD Pasar tak Sebut Nominal
Menurutnya, banyak warga yang kurang edukasi dan tidak jarang warga mengabaikan masalah kesehatan maupun pola asupan makanan bergizi selama proses kehamilan, pertumbuhan anak dan lainnya.
"Jadi Harus jemput bola turun ke masyarakat, kita kerja sama dengan tim pemuda untuk mengajak masyarakat mengecek kesehatan, dan sosialisasi pentingnya asupan gizi," tutupnya.
Sementara itu, ketua komisi II Pemda Muratara, M Ruslan mengatakan pihaknya sudah menekankan penanganan ekstra terhadap kasus stunting di Muratara melalui mitra kerja.
Menurutnya, penanganan stunting sifatnya colaborasi antara dinas secada bersama sama bahu membahu. "Kita arahkan agar dana penanganan stunting itu ditambah, karena dengan banyaknya kasus stunting di Muratara otomatis memengaruhi kinerja kami selaku anggota DPRD Muratara," katanya.
BACA JUGA:Gubernur Sumsel Herman Deru Minta Aktifkan Posyandu Tekan Stunting