PALEMBANG, SUMEKS.CO - Insiden kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu 1 Oktober 2022 yang menewaskan sebanyak 127 orang, memantik perhatian publik se Indonesia. Tak terkecuali suporter Sriwijaya FC (SFC) Singa Mania.
Eddy Ismail, ketua Suporter Singa Mania Palembang mengungkapkan, kejadian tersebut tentunya menjadi duka mendalam bagi masyarakat Indonesia, khususnya kelompok suporter tanah air.
"Tentu ini menjadi duka bagi Kita semua, Kami turut berduka cita," ungkap Eddy, saat dibintangi SUMEKS.CO via telepon, Minggu 2 Oktober 2022.
Dikatakan, kericuhan tersebut semestinya tak terjadi. Karena itu dapat mencoreng nama baik dunia sepakbola di Indonesia. Kendati, hal tersebut juga pernah dialami kelompok suporter SFC.
BACA JUGA:Tanggapan Netizen Soal Tewasnya 127 Suporter Termasuk Aparat Kepolisan
"Kelompok suporter SFC juga pernah mengalami hal yang sama di tahun 2011. Tapi, tidak sampai menelan korban jiwa," bebernya.
Kericuhan yang terjadi antara suporter SFC pada 2011 lalu, merupakan kesalahpahaman antar suporter. Namun, kini sebanyak tiga kelompok suporter itu yakni, Singa Mania, Ultras, dan Kusoi telah berdamai dan tidak ada lagi permusuhan antara satu sama lain.
"Sekarang semuanya telah damai, dan tak pernah lagi ada keributan," jelasnya.
Sebanyak 15.000 suporter SFC, hingga saat ini berdamai dan setiap kali pertandingan SFC juga selalu mengedepankan kebersamaan antar suporter satu sama lain.
BACA JUGA:Cerita Suporter Arema FC yang Selamat Tragedi Kanjuruhan, Ini Pemicu Kericuhan
"Karena suporter sejati tidak akan pernah ada keributan dan mereka dibekali Kartu Tanda Anggota (KTA) suporter," jelasnya.
Dia juga mengimbau, agar suporter SFC senantiasa selalu menjaga perdamaian sehingga dunia sepakbola khususnya di Sumsel bisa berjalan dengan damai dan tenteram.
"Kita minta juga suporter untuk tidak berbuat anarkis. Bahkan, kita minta pihak kepolisian agar menangkap langsung siapa yang menjadi provokator," tandasnya.(*)