Mengusung kertas kartun, mereka menuliskan kalimat-kalimat nyeleneh cenderung sakarstik.
Gaya-gaya berkomunikasi seperti ini biasanya diterapkan untuk lebih cepat mendapat perhatian dari semua pihak.
Ketika membaca tulisan nyeleneh di spanduk, otomatis tersenyum seolah membenarkan narasi tersebut.(*)