Ironisnya, andalan Marcos Jr saat berkampanye justru adalah nostalgia.
BACA JUGA:Kecelakaan Maut di KM 375 Tol Batang-Semarang, 7 Orang Tewas
Setidaknya sejak satu dekade lalu, ratusan video yang diedit secara manipulatif diunggah ke YouTube, kemudian dibagikan ulang melalui laman-laman Facebook.
Alih-alih fokus pada periode ketika Marcos menerapkan undang-undang darurat yang sarat dengan pelanggaran HAM, korupsi, dan ekonomi yang nyaris ambruk, kampanye media sosial keluarga Marcos memperlihatkan kepada publik bahwa Filipina seolah-olah adalah negara sejahtera dan tiada kejahatan ketika Ferdinand Marcos memerintah.(cnn/bbc/setpres)