SUMEKS.CO, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyebut
Kecurangan di pemilihan umum (Pemilu) sudah terjadi sejak zaman dulu hingga sekarang. Namun, kondisi kecurangan di pemilu zaman dulu dan sekarang berbeda.
Demikian dijelaskan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD dalam Seminar Nasional Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Keluarga Alumni UGM (KAGAMA), Sabtu 27 November 2022.
"Pemilu itu (ada) curang, ya curang. Tapi beda curang yang dulu dengan yang sekarang. Curang yang dulu itu yang curang itu pemerintah melalui LPU memenangkan Golkar. Itu namanya A-B-G ABRI, Birokrasi, Golkar bersatu itu menguasai politik, dari atas curang Pemilunya dulu," ujar Mahfud .
BACA JUGA:12 Jam Diperiksa, Dicecar 80 Pertanyaan, Putri Candrawathi Kukuh Korban Pelecehan Brigadir J
Sekarang pemerintah, kata Mahfud, tidak mencurangi Pemilu. Kendati demikian, kecurangan sekarang terjadi secara horizontal, yakni saling curang antar partai politik (parpol).
"Sekarang curangnya horizontal. Partai politik ini mencurangi partai politik ini. Partai politik ini yang satu curang di Jogja, yang satu curang di Surabaya yang satu curang di Bangkalan, yang satu di Papua. Sama-sama curang, horizontal," ucap Mahfud.
Meski tetap ada kecurangan, Mahfud menyebut hal yang membedakan dulu dan sekarang adalah hadirnya pengadilan pemilu, yakni Mahkamah Konstitusi.
Sebelumnya, Mahfud MD menitipkan pesan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar menyelenggarakan Pemilu 2024 dengan penuh profesionalitas.
Menurutnya, apapun yang dilakukan KPU akan selalu ada yang menggugat. Baik itu dari pihak yang kalah suara maupun pihak yang menuduh ada kecurangan dalam kontestasi lima tahunan tersebut.
BACA JUGA:Ini Tips Berkendara ala Yamaha Indonesia
"Kepada KPU saya ingin menyampaikan pesan, anda harus sungguh-sungguh bekerja menyelenggarakan pemilu ini dengan sebaik-baiknya dengan penuh profesionalitas karena apapun yang anda lakukan itu pasti ada yang menggugat," kata Mahfud dalam sambutannya pada acara peluncuran CNN Indonesia Kanal Pemilu Tepercaya di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan pada Senin
"Tidak ada pemilu kok tidak digugat, sejak dulu selalu digugat. Yang kalah ada yang untung-untungan gugat, ada yang juga menuduh curang, gugat," sambung dia.
Inginkan Capres dan Wapres Cukup Dua Saja
Sementara di tempat terpisah, Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira mengamini pernyataan Sekjen Hasto Kristiyanto yang menginginkan calon presiden dan calon wakil presiden di Pilpres 2024 nanti cukup dua pasangan saja.