MURATARA, SUMEKS, CO - Belakangan, sejumlah pengendara di Kabupaten Muratara berlomba berburu dan rebutan bahan bakar kendaran. Ratusan mobil mengular di SPBU Rupit, Kabupaten Muratara, Jumat 28 Agustus 2022.
''Kami antri sejak subuh pak. Semua jenis bahan bakar langka, tidak hanya solar, pertalite juga sulit didapat sejak seminggu terakhir,'' keluh Andrian salah satu pengendara.
Pengendara mengaku harus mengantre sejak pagi dan berebut antrean dengan pengendara lain untuk mendapatkan pasokan BBM jenis pretalite maupun solar.
Andrian pengendara yang sempat di bincangi Jumat (26/8) sekitar pukul 07.00 WIB di depan SPBU Muara Rupit mengatakan, antrean panjang kendaraan yang antre di depan SPBU merupakan pemandangan umum yang bisa dilihat setiap hari, di Kabupaten Muratara.
BACA JUGA:Alhamdulillah Harga BBM Naik, Begini Harusnya Sikap Seorang Muslim
Dia mengatakan saat ini sangat sulit mendapatkan pasokan BBM jenis pretalite dan solar, "Harus dulu duluan kalau mau kebagian BBM, ini ada yang antre sejak subuh tadi untuk dapat pretalite kalau yang antre solar sudah sejak malam tadi," katanya.
Warga mengaku, untuk mendapatkan BBM subsidi memang cukup sulit di wilayah Kabupaten Muratara, selain kouta BBM terbatas. Konsumen BBM subsidi jenis pretalite dan solar tidak hanya dibutuhkan
kendaraan darat seperti motor maupun mobil.
"Ado jugo yang untuk biduk mesin genset dan lain lain, samo ikut antre galo di SPBU. Jadi kalu nak dapat BBM subsidi di Muratara, nak hunting nian cak beberu ruso baru dapat minyak," timpalnya.
BACA JUGA:Belum Sebulan, Harga BBM Naik Lagi, Pertamina Dex tembus Rp 18.900
Warga mengaku, puncak antrean akan terjadi sekitar pukul 08.00-09.00 WIB, saat pasokan BBM masuk ke SPBU. Setelah mendapat pasokan BBM, SPBU akan membuka penjualan. "Kalau minyak ado pasti dak ado antrean.
Masalahnyo minyaknyo sekali masuk SPBU langsung abis, la banyak warga yang antre nak ngisi BBM," bebernya. Sebelumnya pengelola SPBU Muara Rupit, Hamka menuturkan di kabupaten Muratara di dapati 2 SPBU Reguler dan 3 SPBU satu harga, yang memiliki total kouta 9.750 Kl solar, dan 10.548 Kl untuk pteralite.
Terkait panjangnya antrean di SPBU pihak pengelola mengatakan, kondisi itu terjadi akibat dampak dari kebutuhan BBM ditengah masyarakat yang tinggi. Namun saat ini penggunaan drigen secara total tidak diperbolehkan di SPBU, dan warga diwajibkan untuk mengisi BBM menggunakan kendaraan secara langsung.
"Kalau sekarang, sebelum minyak masuk ke SPBU, antrean kendaraan masyarakat sudah panjang, pembelian dan penjualan BBM harus sesuai prosedur kami tidak melayani pembelian BBM menggunakan jriken, drum atau tangki modifikasi," tegasnya.
Untuk mengasi panjangn antrean pihaknya mengaku mempunyai trick tersendiri, mengingat jumlah permintaan BBM cukup tinggi. "Kami hanya melakukan penjualan s