SUMEKS.CO, MURATARA - Lekjo, pedagang bakso di Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mengaku kebutuhan telur ayam memang cukup tinggi di masyarakat ketimbang telur lainnya.
Karena kelangkaan telur beberapa hari terakhir, Lekjo otomatis tidak bisa membuat bakso telur.
"Telurnya sekarang susah di dapat, ada juga mahal. Jadi saya terpaksa mengurangi produksi," timpalnya.
Untuk kebutuhan daging sapi, Lekjo mengaku saat ini tidak ada perubahan harga yang signifikan. Masih berkisar Rp132 ribu/Kg.
BACA JUGA:AKP Jailili Jabat Kasat Reskrim Polres Muratara
Sepekan terakhir pedagang di Pasar Lawang Agung, Kecamatan Rupit, Muratara kesulitan mendapat stok telur ayam.
Sejumlah agen telur yang berasal dari Kota Padang maupun Kota Lubuklinggau, mengaku kehabisan stok.
"Sempat putus ado cak empat hari aku idak jualan telok, barangnyo dak katek. Yang ado cuma telok burung puyuh samo telok bebek," ungkap Maryam, pedagang yang sempat dibincangi Senin (15/8).
Saat ini harga telur ayam yang tadinya stabil sekitar Rp48 ribu/karpet mendadak naik harga menjadi Rp57 ribu/karpet.
BACA JUGA:Bakal Calon Kades di Muratara Tes Kejiwaan, Begini Penjelasan Kadis DPMPD
"Barang dari agen Padang, Linggau putus galo sudah hampir seminggu ini langka. Informasinya banyak agen mintak suplai untuk program PKH," timpalnya.
Sejumlah barang alami kenaikan harga seiring kenaikan harga telur. Diantaranya, bawang merah Rp38 ribu/Kg, bawang putih Rp30 Ribu/Kg, cabai merah Rp80 ribu/kg, cabai rawit Rp60 ribu/Kg.
"Produk produk ini masuk program PKH galo, jadi stok barang di pasar bekurang. Untuk hargo lain masih stabil minyak, gulo, beras," bebernya.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Pasar dan Koperasi (Disperindagkop) Muratara, Susyanto Tunut, melalui Kabid Perdagangan Azhari menuturkan saat ini memang terjadi kelangkaan sejumlah produk di pasaran lokal.
"Produk yang dijual di Muratara rata-rata dari luar daerah, kalau di agen barangnya putus, otomatis harga ptoduk di lokal akan alami kenaikan," timpalnya.(zul)