SUMEKS.CO, PAGARALAM – Beberapa bulan terakhir, harga komoditi sayur-mayur di Kota Pagaralam, mengalami kenaikan harga. Seperti harga cabai setan, saat ini mencapai Rp80.000,- per kilogram.
Menurut pengepul, kenaikan harga sayur mayur saat ini, lebih karena tingginya permintaan sementara keberadaan barang sedikit.
"Ini biasa, kalau barangya banyak pasti murah, sebaliknya jika barangnya dikit, bahkan langka maka otomatis harga pun turut naik atau mahal," ucap Sarina, salah seorang pengepul di kawasam Terminal Nendagung Kota Pagaralam.
Ditanya soal kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terus mengalami kenaikan bahkan susah didapat, Sarina menerangkan, BBM tidak mempengaruhi harga jual sayur mayur.
“Paling kalaupun ada kenaikan harga BBM, pastinya yang ada pengaruhnya itu pada ongkos kirim barang keluar Kota Pagaralam,” katanya.
Rata-rata pengepul mengirimkan barang keluar menggunakan truk milik orang, dengan ongkos Rp250,- per kilogram, sementara muatan satu truk tersebut bisa mencapai 10-15 ton.
"Kita kirim barang biasa berdasarkan pesanan orang. Nah, nantinya kirim dengan truk yang isinya juga milik pengepul lain," ucapnya.
Senada dikatakan Wan, pengepul lainnya, bahwa kenaikan harga sayur mayur tidak ada kaitanya dengan harga BBM. Untuk di Pagaralam sudah sangat biasa dan faham, salah satu penyebab naik turunya harga sayuran tersebut, bergantung dengan produktivitas sayuran itu sendiri.
Apalagi sekarang, ungkap Wan, petani di Kota Pagaralam lagi memasuki musim panen kopi, sehingga wajar jika sayuran agak berkurang, karena sebagian petani sibuk mengurus kebun kopi.
"Itu dapat dilihat dari truk-truk pengangkut sayur yang berangkat, biasanya seharinya bisa 10 hingga lebih truk yang berangkat, namun sekarang kadang tinggal 6-7 truk saja," katanya.(ald)