DIBONGKAR, Strategi Politik Santun Menyala HD Abangku, di Peluncuran Buku Politik Akar Rumput Herman Deru

Buku Politik Akar Rumput Herman Deru diluncurkan, bahas strategi akar rumput, perjalanan blusukan HD, hingga kemenangan telak Pilkada Sumsel.--
Memasuki inti buku, pembaca akan dibawa menyelami konsep Politik Akar Rumput Herman Deru, yakni kemampuan HD dalam berkomunikasi di berbagai lapisan masyarakat.
Diuraikan pula bagaimana HD tumbuh dalam lingkungan yang menempa mental dan karakter kuat, dibesarkan oleh figur pesirah yang tegas serta walikota yang tenang, sebagaimana ditulis di halaman kedua.
Tidak hanya itu, catatan prestasi HD dalam membangun rest area dan fasilitas publik yang mendapat pujian luas juga diulas, tepatnya di halaman 19. Bab ini menjadi bukti konkret kontribusi nyata HD terhadap pembangunan Sumsel.
Kisah Politik yang Penuh Dinamika
Buku Politik Akar Rumput Herman Deru ini tidak menghindari pembahasan isu-isu sensitif. Salah satunya adalah saat Wakil Gubernur Mawardi Yahya yang mendadak mundur di tengah persiapan Pilkada Sumsel, peristiwa yang dikupas tuntas di halaman 28.
Dengan ketenangan dan kesabaran politik, HD kemudian menggandeng Cik Ujang, kader Demokrat yang juga Bupati Lahat, untuk menjadi pasangannya. Cerita ini dipaparkan di halaman 36, memperlihatkan kepiawaian HD dalam meramu strategi politik lintas partai.
BACA JUGA:Survei Puskapi Herman Deru Unggul di Musi Banyuasin 52 Persen
BACA JUGA:HDCU Jalin Silaturahmi Dengan Insan Pers, Ajak Media Jadi Garda Terdepan Informasi Positif di Sumsel
Di halaman 45 hingga 56, penulis mengungkap pertemuan HD dengan tokoh nasional Surya Paloh, sekaligus fakta tingginya elektabilitas HD meski harus menghadapi tantangan dari tiga mantan Gubernur Sumsel yang disebut "menggempurnya" secara politik.
Menyala Abangku: Fenomena Media Sosial HD
Selain dikenal santun, HD juga berhasil memanfaatkan media sebagai sarana komunikasi efektif dengan jargon populernya, “Menyala Abangku”, yang turut menggaet simpati generasi muda dan masyarakat urban Sumsel.
Namun perjalanan politik HD juga diwarnai dinamika perpecahan, sebagaimana dikisahkan pada halaman 70-79, saat beberapa tokoh seperti Heri Amalindo, Harnojoyo, dan Popo Ali memilih berbalik arah dan tidak bergabung dalam barisan HD.
Dekat dengan Masyarakat dan Budaya Lokal
Salah satu kekuatan utama HD adalah kedekatannya dengan masyarakat. Tak sungkan HD blusukan ke pelosok kampung, menghadiri kondangan, bahkan berbaur menggunakan bahasa daerah Sumsel atau Jawa tanpa canggung.
BACA JUGA:Bedah Buku Biografi Gus Yahya, Disebut The Next Gus Dur
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: