Fenomena Langka 'Langit Berbisik' Akan Terjadi 21 April 2025, Pertanda Apa yang Dibawa?

Fenomena Langka 'Langit Berbisik' Akan Terjadi 21 April 2025, Pertanda Apa yang Dibawa?

Fenomena Langka 'Langit Berbisik' Akan Terjadi 21 April 2025, Pertanda Apa yang Dibawa?--

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Langit akan menghadirkan sebuah pertunjukan langka yang diprediksi terjadi pada subuh 21 April 2025 mendatang.

Fenomena ini disebut-sebut sebagai “langit berbisik”, sebuah istilah puitis yang mengisyaratkan adanya kejadian luar biasa di langit, yang bisa menjadi pengingat sekaligus pertanda bagi siapa saja yang menyaksikannya.

Menurut informasi yang beredar dari akun media sosial @trendspire31, fenomena langka ini akan terjadi pada waktu fajar, tepatnya antara pukul 04.30 hingga 05.15 WIB.

Langit bagian timur akan memperlihatkan cahaya terang seperti bintang yang tidak berkelap-kelip. Cahaya ini berasal dari planet Merkurius yang sedang berada pada posisi elongasi barat yakni saat jaraknya tampak paling jauh dari matahari, menjadikannya terlihat paling terang dari bumi.

Uniknya, fenomena ini dapat disaksikan dengan mata telanjang, tanpa alat bantu seperti teleskop. Merkurius, meski merupakan planet terkecil dan terdekat dengan matahari, akan tampak bersinar kuat di langit fajar, menyerupai bintang terang tunggal.

BACA JUGA:Fenomena Lebaran Lebih Awal di Indonesia, Antar Tradisi, Hisab dan Kepercayaan

BACA JUGA:Waspada Fenomena Alam La Nina Bakal Susul Bencana Gempa Megathrust di Indonesia, Dampaknya Mengerikan

Bagi pecinta astronomi dan penikmat keindahan langit, ini adalah momen langka yang tidak boleh dilewatkan.

Namun, di balik keindahan astronomisnya, muncul pula pesan spiritual yang diselipkan dalam narasi fenomena ini.


Sebuah postingan mengenai fenomena langit berbisik yang bakal terjadi pada 21 April 2025 mendatang--

Postingan viral tersebut mengaitkan “langit berbisik” bukan hanya sebagai peristiwa alam, melainkan juga sebagai pertanda atau pengingat.

Kutipan dari Al-Qur'an dalam Surat Yunus Ayat 101 turut disematkan sebagai refleksi: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman."

Ayat tersebut seolah mengajak manusia untuk lebih peka terhadap tanda-tanda alam yang merupakan bagian dari kekuasaan Tuhan. Tak hanya itu, hadis riwayat Bukhari dan Muslim juga disertakan, yang menyebutkan bahwa matahari dan bulan adalah dua di antara tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

Fenomena ini menjadi ajakan terbuka bagi siapa saja untuk tidak sekadar menyaksikan keindahan langit, namun juga merenung. Apakah ini hanya fenomena biasa, atau mungkin sebuah cara semesta mengingatkan manusia agar lebih banyak bersyukur, berdoa, dan memperhatikan tanda-tanda di sekitarnya?

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: