Pj Gubernur Agus Fatoni Ajak AMSI Perangi Penyebaran Hoaks Demi Jaga Citra Baik Nama Sumsel

Seperti yang kita ketahui bahwa berita hoaks, atau yang sering disebut sebagai “fake news" adalah informasi palsu yang disebarkan dengan tujuan menyesatkan orang dan memicu ketidakstabilan.

Di Indonesia, seperti di banyak negara lain, penyebaran berita hoaks telah menjadi perhatian serius. 

Tren Penyebaran Hoaks di Indonesia dalam tiga tahun terakhir, jumlah hoaks yang tersebar di berbagai platform di Indonesia cenderung meningkat.

BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Diwakili Sekda Sumsel, SA Supriono Buka Bimtek Hubungan Keprotokolan se-Sumsel Tahun 2024

BACA JUGA:Pj Gubernur Agus Fatoni Tutup Jambore Kader PKK Tingkat Provinsi Sumsel Tahun 2024

Pada tahun 2019, tercatat ada 1.221 hoaks yang beredar, dan pada tahun 2020, angka tersebut meningkat menjadi 2.298 hoaks.

Mayoritas hoaks yang tersebar di Indonesia berkaitan dengan agama, politik, dan kesehatan.

Hal ini menunjukkan bahwa isu-isu sensitif sering menjadi sasaran penyebaran berita palsu.

Kemudian hoaks juga dapat memicu konflik dan perpecahan di masyarakat terutama adanya ujaran kebencian dan hoaks dapat berkontribusi pada aksi terorisme.

BACA JUGA:48 Wartawan se-Sumsel Ikuti UKW ke 45-46, Pj Gubernur Sumsel Sampaikan Ini

BACA JUGA:Hari Otonomi Daerah XXVIII tahun 2024, Pj Gubernur Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sangat Baik

Literasi digital yang belum merata di Indonesia juga memperparah masalah ini.

Untuk itu sebaiknya selalu cross-check informasi yang diperoleh di media sosial atau internet sebelum membagikannya. Pastikan informasi tersebut fakta, bukan hoaks.

Pemerintah dan lembaga terkait harus segera menutup atau memblokir sumber-sumber penyebaran berita bohong atau hoaks.

Semua elemen masyarakat perlu bekerja sama dalam memerangi hoaks seperti kolabirasi antara pemerintah, media, dan masyarakat sangat penting.

Sumber: