Program BRInita Sukses Jadikan Kelurahan Padjajaran Bandung Jadi Percontohan Urban Farming

Program BRInita Sukses Jadikan Kelurahan Padjajaran Bandung Jadi Percontohan Urban Farming

Program Urban Farming bernama Buruan Sae dari walikota Bandung.--

BANDUNG, SUMEKS.CO – Rimbunnya pepohonan dengan beragam warna menghiasi wajah Kelurahan Padjajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.

Beragam tanaman bisa dijumpai di pemukiman padat penduduk tersebut, seperti sayuran, buah-buahan macam jeruk dan anggur, kopi dan bermacam-macam bunga.

Menariknya, perkebunan tersebut membentang di atas aliran sungai Cilimus dengan panjang 250 meter.

Rupanya, gerakan bercocok tanam di kelurahan tersebut sudah berlangsung sejak lama. Masyarakat sekitar pun menyebut perkebunan itu sebagai Buruan Sae, dua kata dari bahasa Sunda yang berarti halaman indah.

BACA JUGA:Wujudkan PALI Madani 2025, Musrenbang Rancang RPJPD dan RKPD Kabupaten PALI

“Awalnya bangunan di atas sungai itu hanya pakai bambu dan tidak luas seperti sekarang. Tapi karena ada program Urban Farming bernama Buruan Sae dari walikota Bandung pada 2014, jadi warga mulai serius. Bangunannya diganti pakai yang lebih kuat dan ditambah luasnya," ungkap Wawasan Setiawan, Ketua Buruan Sae Kelurahan Padjajaran.

Keseriusan warga itu pun dibuktikan dengan mengganti dasar lahan perkebunan di atas sungai tersebut menggunakan baja ringan.

Namun, pagar dan atapnya masih pakai bambu. Beberapa bagian ada yang dilapisi plastik tebal untuk melindungi tanaman.

Berkat pembenahan tersebut, kini perkebunan di Padjajaran tersebut menjelma menjadi Agrowisata Urban Farming.

BACA JUGA:Kiky Saputri Ungkap Penyebab Keguguran di Usia Kehamilan 10 Minggu Hingga Ovarium Kiri Harus Diangkat

Di samping mendapatkan bibit dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bandung, tanaman yang dibudidayakan di sana berasal dari warga yang mencari bibit sendiri.

Daya tarik urban farming tersebut semakin besar, setelah warga sekitar juga mulai memperbanyak kegiatan edukasi dan membudidayakan ikan lele dan nila di tujuh kolam berukuran 1,5 meter.

Urban farming tersebut semakin diperluas tempatnya setelah mengikuti program BRI Peduli Bertani di Kota atau BRInita. Konsep bertani tersebut memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman atau urban farming.

Wawan mengaku jika hadirnya BRInita di Padjajaran tak lepas dari campur tangan sang lurah, yaitu Paridin. Menurut Wawan, lurah tersebut giat mencari berbagai bantuan dan dukungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: