Nah Loh, BRIN Bantah Anggapan Bahwa Gerhana Matahari Hibrida Bisa Dijadikan Patokan Tentukan Idul Fitri 1444 H

Nah Loh, BRIN Bantah Anggapan Bahwa Gerhana Matahari Hibrida Bisa Dijadikan Patokan Tentukan Idul Fitri 1444 H

--

Nah Loh, BRIN Sanggah Anggapan Bahwa Gerhana Matahari Hibrida Bisa Dijadikan Patokan Tentukan Idul Fitri 1444 H

SUMEKS.CO - Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), sanggah anggapan bahwa Gerhana Matahari Hibrida (GMH) yang bakal terjadi pada 20 April 2023, bisa dijadikan sebagian kalangan menentukan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.

Dikutip dari berbagai sumber, Selasa 18 April 2023, GMH yang bakal terjadi jelang akhir ramadan atau 20 April 2023 dijadikan patokan untuk menentukan 1 Syawal 1444 Hijriah. Mengingat, Hari Raya Idulfitri dimungkinkan jatuh pada 21-22 April 2023.

Menggapi hal itu, Pusat Riset Antariksa BRIN menyanggah hal itu karena fenomena GMH menunjukkan konjungsi atau kesegarisan posisi Matahari dan bulan dari pengamatan bumi.

BACA JUGA:4 Fenomena Gerhana Matahari Indonesia Menghebohkan Dunia, Nomor 1 Paling Mencekam

Kendati, kejadian konjungsi ini tak bisa dijadikan patokan sebagai pergantian bulan ramadan ke syawal. Karena, GMH hanya menunjukkan adanya bulan baru astronomi atau new moon.

"Tidak benar itu. GMH tak bisa dijadikan rujukan sebagai pertanda awal bulan Hijriah atau bulan islam," kata Ahli Astronomi-Astrofisika, Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin.

Djamaluddin menerangkan, seandainya konjungsi ini bisa dijadikan patokan untuk awal bulan, maka pemerintah akan memutuskan jatuhnya awal ramadan lalu pada 22 April 2023.

"Berdasarkan hukum fiqih, dasar penetapan bulan baru Hijriah harus berdasarkan pengamatan atau posisi bulan saat menjelang maghrib," bener Djamaluddin.

BACA JUGA:Gawat! Satelit NASA Akan Jatuh Menghujam Bumi Bertepatan dengan Gerhana Matahari Hibrida

Lebih lanjut Djamaluddin berpendapat, bahwa 1 Syawal 1444 Hijriah akan jatuh pada 22 April 2023. Namun, keputusan itu dikembalikan lagi kepada pemerintah melalui sidang isbat.

"Balik lagi keputusannya ada pada pemerintah usai sidang isbat," kata Djamaluddin.

Sementara diketahui, sebagian masyarakat di Indonesia sudah memutuskan untuk melangsungkan Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah pada 21 April 2023.

Seperti halnya sebagian besar warga Muhammadiyah yang telah menentukan 1 Syawal lebih dulu dibandingkan pemerintah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: