Mengenang Almarhum Sahilin, Dari Rumah Panggung Kayu, Melahirkan Beberapa Penghargaan

Mengenang Almarhum Sahilin, Dari Rumah Panggung Kayu, Melahirkan Beberapa Penghargaan

Saidina putra tertua Almarhum Sahilin.--

PALEMBANG, SUMEKS.CO,- Kesenian Tembang daerah khas Batanghari Sembilan, semakin dikenal berkat sosok seorang seniman musik bernama Sahilin.

Berkat kegigihannya melestarikan seni dan budaya khas Batanghari Sembilan semasa hidup, Almarhum Sahilin diganjar dengan beberapa penghargaan.

Diantaranya mendapat piagam penghargaan dari Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata RI, yang saat itu diberikan langsung oleh Jero Wacik sebagai menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI.

Namun, beberapa penghargaan tersebut nyatanya tidak mampu mengangkat ekonomi Almarhum Sahilin.

BACA JUGA:Hadiri Peringatan Isra Mikraj di Kelurahan Tanjung Batu, Wabup Ogan Ilir Ajak Warga Tingkatkan Keimanan

Hingga akhir usianya, sang maestro hanya tinggal dalam lorong sempit disebuah rumah panggung kayu non-permanen berukuran kurang lebih 5x6 meter, bersama dengan tiga anak dan tujuh orang cucu.

"Bapak sebenarnya ada enam orang anak, namun tiga diantarnya meninggal dunia, dan saat ini telah mempunyai tujuh orang cucu," kata Saidina putra tertua Almarhum Sahilin dibincangi Sabtu 25 Februari 2023.

Diceritakannya, keseharian Almarhum Sahilin semasa hidup adalah orang yang sangat baik, dan rendah hati meskipun saat itu namanya terkenal dan sering mendapatkan tawaran manggung baik di dalam ataupun di luar Palembang.

Dalam memenuhi undangan manggung pun, lanjut Saidina almarhum Sahilin tidak mematok tarif tertentu untuk sekali manggung, tergantung dari yang mengundang saja.

BACA JUGA:Kadivpas Kemenkumham Babel Hadiri Komitmen Prioritas Layanan Kesehatan Pemasyarakatan

"Bahkan bapak bersedia manggung meskipun tarifnya kecil, guna memeriahkan pesta dari yang punya hajat atau acara," kenang Saidina.

Dia juga menceritakan, keahlian Almarhum Sahilin dalam membawakan kesenian musik berupa memetik gitar khas Batanghari Sembilan, didapat turun temurun dari kakek dan nenek yang memang berjiwa seni saat itu.

"Bapak pernah cerita, saat berumur lima tahun menderita cacat mata, namun saat itu dia terus belajar main gitar yang dipelajari dari kakek dan nenek di Desa Benawa tempat lahir bapak," tuturnya.

Semasa hidup Almarhum Sahilin, lanjutnya dikenal dengan orang yang tidak pelit dalam membagikan ilmu khususnya dalam memetik senar gitar khas Sahilin, diantaranya yang pernah belajar dengan Sahilin yakni bernama Jepri yang sering mendendangkan lagu "Kaos Lampu".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: