Nelayan Kilung Keluhkan Lampu dari Kapal Besar Bersandar di Laut Sungsang, Hasil Tangkapan Berkurang

Nelayan Kilung Keluhkan Lampu dari Kapal Besar Bersandar di Laut Sungsang, Hasil Tangkapan Berkurang

Kampung Nelayan Sungsang, Kabupaten Banyuasin yang akan ditata.-Quata Akda-

BANYUASIN, SUMEKS.CO - Nelayan Kilung di Desa Sungsang I, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin mengeluhkan lampu kapal besar yang bersandar di Laut Sungsang. 

Sinar lampu tersebut berdampak terhadap hasil tangkapan laut nelayan. Karena ikan lebih mendekat ke cahaya terang dari kapal itu. 

"Cumi-cumi dan teri ini tidak mau mendekat lagi ke Bagan atau Kilung milik nelayan. Sebab penerangannya kalah dengan lampu kapal-kapal yang bersandar," kata Kailani, Kades Sungsang I. 

Apalagi nelayan menangkap cumi dan teri hanya menggunakan cara tradisional yaitu Kilung. Hanya menggunakan penerangan lampu petromak. 

BACA JUGA:Gelar Kegiatan Sosial Sunat Massal, Bupati Askolani Apresiasi Fosil Pemulang Banyuasin

"Dengan adanya lampu kapal yang selalu bersinar terang seperti kota itu, hewan laut malah mendekati arah kapal-kapal. Bukan ke jaringan nelayan," jelasnya.

Selaku perangkat desa, Kailani mewakili nelayan hanya berharap pemilik kapal dapat mengurangi penerangan itu.

"Sebenarnya sudah ada pertemuan dengan pemilik kapal, akan tetap belum ada hasil," ujarnya.

Seorang nelayan, Rayon mengatakan kalau bongkar muat kapal acapkali pada malam hari. Sehingga lampu kapal yang terang saat bersandar di laut sungsang mengakibatkan ikan ikan mendekati kapal dan menjauh dari kilung (Bagan). 

BACA JUGA:Heboh di Banyuasin, 2 Honorer Anak Pejabat Hanya Tempel Nama Tidak Pernah Ngantor, Masih Berstatus Pelajar

Dampaknya, penghasilan nelayan menjadi merosot tajam sejak adanya aktivitas tersebut.

"Kami berharap kepada pemerintah untuk menindak lanjuti keluhan para nelayan kilung Sungsang,” harapnya.

Camat Banyuasin II, Ahmad Riduan juga mengakui hal tersebut. Ia mengatakan, persoalan ini sudah sejak tahun 2018. Sejak adanya kapal berlabuh dengan penerangan tajam, maka penghasilan nelayan sudah berkurang.

"Tapi sejak tahun ini makin banyak 30 sampai 40 kapal dan ini sangat merugikan nelayan," tegasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: