6 Calon Imam Katolik Terima Tahbisan Diakon

6 Calon Imam Katolik Terima Tahbisan Diakon

Tari Ja’i mengiringi arakan Tahbisan Diakon Rabu, 25 Januari 2023 di Seminari Menengah St. Paulus Palembang --

SUMEKS.CO, 300 orang hadir mengikuti Perayaan Ekaristi Tahbisan Diakon bagi 6 orang calon imam Gereja Katolik, Kompleks Seminari Menengah St. Paulus yang terletak di Jalan Bangau 60 Palembang paada Rabu, 25 Januari 2023

Mereka yang ditahbiskan adalah Fr. Basilius Benedictus Suban Meo Klobor, Fr. Bernadus Bayu Susanto, dan Fr. Chanel Doroteus Odjan Soge merupakan frater calon imam diosesan Keuskupan Agung Palembang, serta Fr. Christian Hoper S. Pakpahan SCJ, Fr. Stephanus Lisdiyanto SCJ, dan Fr. Yohanes Dwi Feri Antoro SCJ merupakan frater calon imam Kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus (SCJ) Provinsi Indonesia.

Perayaan dipimpin Uskup Agung Palembang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono dihadiri  oleh Uskup Agung Emeritus Mgr. Aloysius Sudarso SCJ, Uskup Terpilih Keuskupan Tanjung Karang Mgr. Vincentius Setiawan Triatmojo, Romo Andreas Suparman SCJ (Superior Provinsial Kongregasi SCJ Indonesia), Romo Dominggus Koro (Ketua Unio Imam Diosesan Keuskupan Agung Palembang), Romo Titus Waris Widodo SCJ (Rektor Seminari Menengah St. Paulus Palembang) dan puluhan imam konselebran lainnya. 

Para penari dari Ikatan Keluarga Flores Palembang (IKFP) yang tampil dengan busana daerah menampilkan Tari Ja’i, yaitu tarian tradisional asal Bajawa, Flores, Nusa Tenggara Timur, untuk mengiringi perarakan para misdinar, para imam konselebran, calon diakon, dan Bapa Uskup menuju Kapel Seminari Menengah St. Paulus Palembang, tempat perayaan Tahbisan Diakon akan dilaksanakan.

Tahbisan Diakon merupakan sebuah peristiwa dan tahapan penting bagi seorang calon imam Katolik. Tahbisan Diakon adalah jenjang imamat pertama sebelum seorang ditahbiskan menjadi imam. 

Dengan menerima rahmat Tahbisan Diakon seorang calon imam mulai memasuki status imamatnya dan berhak memberikan pelayanan Sakramen Baptis dan meneguhkan Sakramen Perkawinan.

Tahbisan ini memiliki makna yang sangat penting yaitu pelayanan. Para diakon yang telah ditahbiskan, dalam tugasnya melayani altar, Gereja dan sesama harus menghayati pelayanan sebagai sikap dasar.

BACA JUGA:Hadiri Natal Oikumene, Gubernur Sumsel H Herman Deru: Bersyukur Hidup di Provinsi yang Memiliki Keberagaman

Dalam homilinya pada perayaan yang bertepatan dengan Pesta Pertobatan Santo Paulus ini Mgr. Yohanes menyampaikan pendalaman tentang peristiwa dan pengalaman pertobatan yang dialami oleh Santo Paulus.

“Setelah mengenal Yesus, dia berani menyebut dirinya pengajar guru dalam iman dan kebenaran kepada orang yang bukan Yahudi, dan yang telah bekerja lebih keras dari semua rasul lain. Dia meninggal sebagai martir di Roma dengan dipenggal kepalanya. Seturut tradisi, kepalanya melanting tiga kali dan di tempat melantingnya kepalanya muncul mata air yang masih ada hingga sekarang,” tutur Mgr. Yohanes.

Lebih lanjut Bapa Uskup yang pernah mengampu mata kuliah Islamologi di Fakultas Filsafat Unika St. Thomas Sumatera Utara ini juga menegaskan bahwa Santo Paulus adalah pengajar kasih Kristus. “Dia mewartakan apa yang paling intim dalam hidupnya, yaitu Yesus memberikan diri-Nya bagi Paulus. Imannya bukan iman teoritis, imannya hasil dampak kasih Allah dalam hatinya, maka dia membalas dengan kasih kepada Yesus yang mengasihinya. Paulus dipotret sebagai orang yang all out dalam mewartakan Yesus,” tegas Mgr. Yohanes.

BACA JUGA:Berbagi Kasih di Hari Natal, BRI Salurkan Paket Sembako dan Santunan di Regional Office Seluruh Indonesia

Mewakili para diakon tertahbis, Diakon Basilius Klobor yang berasal dari Kupang, NTT ini menyampaikan refleksi perjalanan panggilan sebagai calon imam dan makna dari tema tahbisan.

Selanjutnya, Romo Andreas Suparman SCJ, Superior Provinsial Kongregasi SCJ Indonesia dalam sambutannya menekankan bahwa jabatan diakon bukan soal status, tapi sebuah pertobatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: