Nilai Non-intrumental: Sebuah Solusi dalam Merencanakan Pembelajaran

Nilai Non-intrumental: Sebuah Solusi dalam Merencanakan Pembelajaran

Hendra Lesmana--

Oleh: Hendra Lesmana

SUMEKS.CO - Suatu hal dikatakan memiliki sebuah nilai apabila menghasilkan kepercayaan (Pritchard, 2021). Untuk memahami apakah sesuatu itu bernilai, kita dapat menggunakan sebuah pendekatan sederhana yaitu dengan cara meyakini bahwa sesuatu tersebut benar dan mempercayainya sehingga sesuatu terebut terlihat bernilai.

Ada 2 buah terminologi yang dapat digunakan yaitu kata benar (true) dan percaya (beliefs). Sebagai contoh, kita meyakini letak suatu ATM Bank menurut aplikasi Google Maps, dan kita mempercayainya sehingga anggapan tersebut bernilai.

Terlepas dari perlunya justifikasi terhadap asumsi yang kita yakini tersebut, kita sudah dapat mengatakan bahwa apa yang kita yakini dan percayai tersebut bernilai.

Ya, walaupun tidak jarang kita membaca dan atau mendengar kabar bahwa banyak orang tersesat di suatu gang sempit karena mengikuti aplikasi Google Maps dan sejenisnya.

BACA JUGA:Perencanaan Pembelajaran yang Baik Dimulai dari Penilaian Awal yang Komprehensif

BACA JUGA:Sempat Mati 2 Tahun, Warga Sukajadi Banyuasin Kembali Nikmati Air Bersih

Ya, memang cara membuktikannya adalah dengan cara datang langsung ke lokasi. Tapi setidaknya kita sudah setengah jalan untuk dapat mengetahui nilai dari suatu hal dalam membentuk sebuah pengetahuan.

Contoh lain, dalam menjalin hubungan kita perlu meyakini bahwa orang yang kita cintai juga mencintai kita dan kita mempercayainya.

Apabila kit tidak mempercayainya walaupun orang tersebut benar dekat dan terlihat seperti mencintai kita, itu tidak akan berarti, dan begitupun sebaliknya.

Terlepas dari apakah benar dia mencintaimu atau tidak, hubungan ini sudah memiliki nilai. Hubungan dua terminologi tersebut tidak bisa dibalik.

BACA JUGA:Tiket Berbagai Perjalanan Kereta Api di Masa Angkutan Natal dan Tahun Baru 2022 Baru Terjual 107 Ribu Tiket

Keyakinan kita yang menganggap bahwa seseorang mencintai kita tidak bisa disebut sebagai sebuah pengetahuan apabila tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

Pembuktiannya perlu didukung oleh kenyataan atau perbuatan yang menjadi pembenaran bahwa seseorang tersebut benar-benar mencintai kita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: