Dewan Berang Proyek Simpang Aur-Muara Enim Tidak Beres

Dewan Berang Proyek Simpang Aur-Muara Enim Tidak Beres

SIDAK : Ketua Komisi II bersama anggota melakukan sidak pengerjaan proyek fisik pembangunan infrastruktur jalan dan pembangunan Opprit Jembatan Senuling ruas jalan Simpang Aur-Muara Enim.--

MURA ENIM, SUMEKS.CO – Menjelang tutup akhir tahun anggaran tinggal dua pekan lagi, Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Muara Enim, melakukan inpeksi mendadak (Sidak) terhadap pengerjaan proyek fisik pembangunan struktur jalan dan pembangunan Opprit Jembatan Senuling ruas jalan Simpang Aur (Kecamatan Lubai Ulu)-Muara Enim (ME),  Rabu 14 Desember 2022.

Sidak  tersebut, dipimpin langsung Ketua Komisi II Mukarto bersama anggotanya itu menemukan banyak kesalahan dalam pengerjaan proyek yang dibagi berapa segmen tersebut menelan dana APBD 2022 yang ditangani oleh CV Muara Sakti Group, PT Wijaya Kita Sarana dan PT Harapan Tri Guna terkesan asal jadi dan diduga menggunakan material yang tidak sesuai dengan spek kebutuhan proyek. 

Temuan tersebut membuat anggota legislatif ini menjadi berang setelah ditemukan pembangunan jembatan Segmen III pekerjaannya baru di mulai dan diduga menggunakan besi bekas serta tidak ada papan nama proyek perkerjaan.

“Pembangunan Oprit jembatan senuling jalan Sp Aur-Muara Enim dipekirakan baru mencacapai 35%  dan  kerjakan asal-asalan besi di campur tidak sesuai dengan standar dengan nilai kontrak Rp2,9 miliar. Pembangunan jembatan senuling Sp Aur-Bangun Sari dengan nilai kontrak Rp3.401.319.000 pekerjannya bekisar 60%, dua pekerjaan proyek tersebut dikerjakan oleh CV Muara Sakti Group,” jelas Mukarto.

BACA JUGA:2023 Pemerintah Naikkan Gaji PNS, Menkeu Tegaskan tak Ada Dalam APBN

Kemudian, lanjutnya, Peningkatan jalan Sp Aur-Muara Harapan Segmen I dengan nilai kontrak Rp25,3 miliar yang dikerjakan oleh PT PT Wijaya Kita Sarana dan peningkatan jalan Sp Aur-Muara Harapan Segmen II  dengan nilai kontrak pekerjaan Rp34,1 miliar yang di kerjakan oleh PT Harapan Tri Guna.

“Dari sidak tersebut mendapati hasil pengerjaan di luar ekspektasi, bahkan proyek tersebut besinya tidak sesuai dan terkesan asal jadi dan lamban. Dengan anggaran yang sangat besar seharusnya pihak terkait mengutamakan kualitas dan kuantitas pembangunan,” tegasnya.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini menegaskan, pihaknya dalam waktu dekat akan segera memanggil pihak terkait baik kontraktor yang menjalankan proyek juga Dinas PUPR untuk mengetahui secara detail terkait proses pengerjaan yang terkesan asal jadi dan menggunakan material yang kurang baik.

“Segera akan kita bahas terkait keadaan proyek ini dan kita akan memanggil pihak terkait untuk menjelaskan permasalahan ini, karena jujur kami sangat kecewa dengan pembangunan yang seperti ini,” tegas.

BACA JUGA:Lapis Agar-Agar, Kue Basah Palembang yang Ada Saat Lebaran

Sementara itu, anggota Komisi II Hardianto, menambahkan dalam sidak kali ini, para wakil rakyat ini memang tampak sangat serius, bahkan seharian melihat pekerjaan jalan Sp Aur yang menghubungan Muara Enim dengan teliti.

Pada pekerjaan yang menelan anggaran APBD 2022 yang dibagi berapa titik tersebut jika ditotalkan mencapai puluhan miliar dan menjadi temuan Komisi II DPRD Muara Enim yang dinilai sebagai pekerjaan yang kurang beres dari kontraktor yang mengerjakan.

Seperti dinding beton penahan tanah pada jembatan rangka besinya ukurannya tidak sesuai dan terancam amblas. Peningkatan jalan Sp Aur-Muara Harapan Segmen I  belum dilakukan penghamparan batu agregat,  peningkatan jalan Sp Aur-Muara Harapan Segmen II baru dilakukan pengamparan batu agregat belum selesai. 

Parahnya lagi, kata politisi Gerindra ini,  untuk menuju ke Segmen III dak bisa menyeberang karena jembatannya baru akan dibangun dan anggarannya mencapai Rp30 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: