Mengenal Ibnu Khaldun : Sang Pelopor Sosiologi Islam, Kritik Terhadap Penulisan Sejarah Terdahulu

Mengenal Ibnu Khaldun : Sang Pelopor Sosiologi Islam, Kritik Terhadap Penulisan Sejarah Terdahulu

Karya monumental Ibnu khladun adalah Kitab al-ibar yang berisi tentang bangsa Arab dan Berber.--dok:sumeks.co

PALEMANG, SUMEKS.CO - Ibnu Khaldun adalah salah satu ilmuwan muslim paling terkemuka pada periode pra modern. 

Dia mendirikan apa yang disebut sebagai “ilmu masyarakat manusia” atau “ ilmu organisasi manusia” serta metodologi dalam penulisan sejarah dan tujuannya.

Yakni menerangkan secara komprehensif sebab musabab periswtiwa sejarah serta analisa mendalam tentang kehidupan pada masa peristiwa itu berlangsung. 

Idenya memberikan dampak yang cukup besar bagi pembentukan pemikiran Islam selama beberapa abad serta memberikan pengaruh terhadap para pemikir Eropa yang menyebut Ibnu Khladun sebagai pelopor sosiologi dan historigrafi modern.

BACA JUGA:9 Rekomendasi Ponpes Terbaik untuk Pendidikan Anak di Kota Palembang

Ibnu Khaldun membangun jenis ilmu yang sepenuhnya baru yang disebutnya ilmu masyarakat – manusia (ilm al-itjma al insani) atau ilmu organisasi manusia (ilm al-umran albasyari). 

Karya monumental Ibnu khladun adalah Kitab al-ibar yang berisi tentang bangsa Arab dan Berber dengan kata pengantarnya Muqadimmah. 

Kitab al-ibrar berisi laporan tentang kejadian bersejarah , sementara Muqadimmah mendiskusikan sebab sebab pokok makna batiniah (inner meaning) dari sejarah yang terjadi. 

Kitab al ibar dimulai dengan sebuah munajat singkat yang diikuti oleh pernyataan pendek tentang signifikasi dan popularitas. 

BACA JUGA:Masjid Sultan Agung Palembang Dibangun Atas Gotong Royong Alim Ulama dan Warga Sekitar

Dalam istilah Ibnu Khaldun seni sejarah (al tarikh). Ini merupakan disiplin ilmu yang disebarluaskan ke seluruh dunia dan dipelajri oleh banyak suku bangsa.

Ibnu Khladun memulainya dengan mengatakan bahwa sejarah dapaat dipahami  baik oleh orang terpelajar atau orang awam. 

Orang awam mampu mengerti sejarah karena di level permukaannya ‘ sejarah tidak lebih dari informasi tentang pelbagai kejadian politik, diniasti dinasti (raja) dan aneka peristiwa dari masa lalu yang disajikan secara anggun dan dibumbui kata mutiara. 

Sementara bagi kalangan terpelajar penulisan sejarah melibatkan spekulasi dan upaya menemukan kebenaran, penjelasan terperinci tentang sebab sebab dan asal usul sebuah peristiwa, serta diperlukan pengetahuan yang dalam tentang bagaimana peristiwa itu terjadi. Karena alasan itulah sejarah dianggap sebagai salah satu ranah filsafat (hikmah).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: