7 Fakta Jembatan Ampera yang Wajib Diketahui
Jembatan Ampera Palembang.-Foto: Naba/sumeks.co-
PALEMBANG, SUMEKS.CO - Jembatan Amanat Penderitaan Rakyat atau dikenal Ampera adalah ikon Kota PALEMBANG, Sumatera Selatan.
Berada di Jalan Lintas Sumatra, Kecamatan Seberang Ulu I, Kota PALEMBANG.
Tahukah anda Jembatan Ampera memiliki sejumlah fakta yang wajib diketahui. Berikut SUMEKS.CO merangkum 7 fakta jembatan ampera yang wajib untuk diketahui.
1.Jembatan Terpanjang di Asia Tenggara Pada Tahun 1965
Pada tahun 1965, Ampera sempat menjadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara memiliki panjang lebih mencapai 1.177 meter dengan lebar 22.
"Juga memiliki tinggi 11,5 meter dari atas permukaan air, tinggi menara 63 meter dari permukaan tanah dan jarak antara menara 75 meter," kata Sejarahwan Sumsel, R.M Ali Hanafiah alias Mang Amin kepada SUMEKS.CO, Sabtu 19 November 2022.
2. Sebelum Ampera Bernama Jembatan Bung Karno
Mang Amin menyebutkan, jembatan ampera diresmikan pada 10 November 1965 oleh Gubernur Sumsel Brigjen Abujazid Bustomi.
"Namun sebagai ungkapan terima kasih dan penghargaan kepada Presiden RI, Soekarno (Bung Karno), jembatan tersebut diberi nama Jembatan Bung Karno karena dengan sunguh-sungguh memperjuangkan warga Palembang untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi. Mulai dari merancang, ide, dan memantau langsung Bung Karno turun tangan pada saat itu," katanya.
Kemudian, masih 10 November 1965 seluruh bangsa Indonesia sedang memperingati hari pahlawan yang ke-20.
"Dan pada tanggal itu, rakyat Sumsel telah menerima hadiah Hari Pahlawan dari Bung Karno, hadiah itu berupa sebuah jembatan yang megah di jantung Kota Palembang dan menjadi kebanggaan rakyat Sumsel yang diberi nama Jembatan Bung Karno," tutur Mang Amin.
Namun pada tahun 1966 terjadi pergolakan gerakan anti-Soekarno, nama jembatan yang mengambil dari nama Presiden RI pun diubah menjadi jembatan ampera yang artinya Amanat Penderitaan Rakyat hingga sekarang.
"Sejak saat itu, jembatan ampera menjadi salah satu ikon yang membentuk kekhasan identitas Kota Palembang atas kesepakatan pemerintah dan masyarakat pada masa itu," ungkap Mang Amin.
3. Bagian Tengah jembatan ampera Dapat Diangkat
Mang Amin menjelaskan sejarah Ampera, sebelum tahun 1970, awal mula Ampera semua bagian tengah jembatan ini bisa diangkat agar kapal-kapal besar bisa lewat.
Namun sejak tahun 1970 aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ampera sudah tidak dilakukan lagi.
"Sebab, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya," jelasnya.
4. Berfungsi Sebagai Penghubung Seberang Ilir dan Ulu Palembang
Lanjut Mang Amin, ide membangun jembatan untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang ini sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, tahun 1906.
"Fungsi jembatan ampera dibangun untuk menghubungkan dua kawasan, yakni seberang ilir, dan seberang ulu. Kawasan ini dipisahkan oleh Sungai Musi," ucapnya.
5. Pernah Dipreteli oleh Pencuri
Mang Amin menambahkan, jembatan ampera juga pernah dipreteli oleh pencuri pada tahun 1997 hingga 1998.
"Pencurian dilakukan dengan memanjat menara jembatan dan memotong beberapa onderdil jembatan yang sudah tidak berfungsi," tambahnya.
6. Tiga Kali Ganti Warna
Selain itu, jembatan sudah mengalami tiga kali pergantian warna yakni warna abu-abu, dan diganti menjadi warna kuning pada tahun 1992.
"Kemudian, warna kuning tersebut diganti warna merah di tahun 2002 hingga sekarang," timpalnya.
7. Dilengkapi Jam Analog
jembatan ampera telah dipasang jam analog pada 2018. Saat itu, berfungsi sebagai penanda (hitung mundur) pelaksanaan Asian Games 2018 yang digelar di Palembang dan Jakarta.
"jembatan ampera juga menjadi penanda berbagai kegiatan penting di Palembang, jam analog tersebut masih terpasang hingga sekarang," tukasnya.
Itulah 7 fakta menarik seputar Jembatan Ampera yang wajib kita ketahui. Kalau ke Palembang, tak lengkap rasanya bila tidak berfoto dengan latar belakang Jembatan Ampera. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: