Gagal Ginjal Pada Anak Bisa Sembuh, Asal
Ilustrasi.--
YOGYAKARTA, SUMEKS.CO - Penyakit gagal ginjal yang menyerang anak-anak menghantui Indonesia. Sampai saat ini penyebabnya masih misterius.
Data dari Kementerian Kesehatan RI, setidaknya ada 189 kasus gagal ginjal pada anak hingga Oktober 2022. Kasus gagal ginjal dalam dua bulan terakhir meningkat dan menyerang anak usia enam bulan hingga 18 tahun.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terhitung sejak Januari hingga Oktober 2022 sudah ada 13 kasus gagal ginjal pada anak. Lima di antaranya meninggal dunia, dua dinyatakan sudah sembuh, sedangkan enam anak lainnya masih dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Gejala umum yang sering tampak pada anak yang menderita gagal ginjal antara lain diare, mual, muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk serta jumlah urine yang masih sedikit atau tidak buang air kecil sama sekali.
Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan menuturkan penanganan terkait kasus gagal ginjal akut pada anak selama ini bisa dilayani di RSUP Dr Sardjito dengan fasilitas yang memadai. "Kami memiliki dokter spesialis anak dengan sub spesialisasi ginjal. Jadi, ada dokter yang memang sub spesialisasinya ke arah sana," ujar dia.
BACA JUGA:Hubungan Kopi dan Ginjal
Meski demikian, menurut Banu, kasus gagal ginjal akut yang terjadi pada anak berpeluang besar dapat tertolong selama kasusnya terdeteksi secara dini.
"Syaratnya adalah sekali lagi orang tua harus bisa melakukan deteksi dini, ciri-cirinya memang urinenya berkurang karena pada posisi ini secara klinis bisa dengan atau tanpa riwayat panas," kata Banu.
Dokter spesialis anak dr Fitria Mahrunnisa juga meyakini bahwa gangguan ginjal akut masih bisa disembuhkan selama penyebabnya bisa diatasi, seperti anak dengan dehidrasi berat. "Itu stage ringan. Kalau dia sudah stage yang berat dan merusak ginjal otomatis bisa menetap sampai dia tumbuh dewasa karena jatuhnya mereka harus cuci darah," ujar Fitria.
Langkah pencegahan yang bisa dilakukan orang tua jika anak sakit adalah dengan memberikan cairan yang cukup agar anak tetap terhidrasi dengan baik sehingga fungsi ginjalnya tidak terganggu. "Itu karena kalau lagi panas, lagi demam itu perlu naik minimal sepuluh persen dari kebutuhan hariannya dia. Jadi, cairan menjaga fungsi ginjal pada saat anak sakit, tetap bisa mendukung fungsi ginjal dengan baik," ujar Fitria.
Selain itu, jangan memberi obat yang terlalu berlebihan karena batuk atau flu bisa jadi karena debu atau dingin. Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika merasa ragu. "Lebih baik yang ragu-ragu itu dikonsultasikan dahulu jangan sampai lebih berat baru ke rumah sakit," ucap dia. (antara/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: