Presiden FIFA Sebut Tragedi Kanjuruhan Peristiwa Gelap bagi Siapa Saja yang Terlibat dalam Sepakbola

Presiden FIFA Sebut Tragedi Kanjuruhan Peristiwa Gelap bagi Siapa Saja yang Terlibat dalam Sepakbola

Presiden FIFA, Gianni Infantino sebut tragedi Kanjuruhan peristiwa gelap bagi siapa saja yang terlibat dalam sepakbola. foto: instagram.com/@surfasport--

BACA JUGA:Bobol Gudang Toko Manisan, Ifan Dibekuk Polisi Berikut Barang Bukti Curian

Beberapa hari setelah insiden terjadi, FIFA menghukum semua tim Inggris agar tidak berpartisipasi di ajang Piala Eropa, Piala Winners, dan Piala UEFA. Khusus The Reds, mereka absen di Eropa hingga musim 1990–1991.

Meski demikian, tidak ada hukuman bagi timnas Inggris. Buktinya, mereka masih tampil di Piala Dunia 1986 dan 1990 plus Euro 1988. Hal tersebut bak angin segar bagi Indonesia demi mempertahankan status tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan.

Hanya, yang memberatkan adalah insiden dua hari lalu terjadi di Indonesia. Sementara tragedi Heysel terjadi di Belgia yang bukan asal dari Liverpool dan Juventus. Jadi, potensi dicabutnya status tuan rumah di Piala Dunia U-20 tetap besar.

Seperti diberitakan, jumlah korban tewas hingga ratusan, data terkini 182 suporter, telah menempatkan Tragedi Kanjuruhan Malang, Jawa Timur sebagai sejarah paling kelam sepakbola Indonesia dan terburuk kedua sepakbola dunia.

BACA JUGA:Peroleh Ilham Melalui Mimpi, Al-Quran Raksasa jadi Wisata Religi

Tragedi berdarah terbesar pertama terjadi di Peru pada 24 Mei 1964. Ketika itu Estadion Nacional menggelar babak kualifikasi kedua antara Peru vs Argentina dalam kepentingan perhelatan Olimpiade Tokyo.

Kerusuhan menyebabkan 328 orang tewas karena sesak napas dan/atau pendarahan internal. Bahkan disebutkan kemungkinan jumlah korban tewas dalam peristiwa tersebut lebih banyak.

BACA JUGA:Gedung SMP Negeri 4 Jejawi OKI Terbakar, Kerugian Terus Didata, Sebab Kebakaran Masih Tanda Tanya

Urutan kedua targedi sepakbola paling buruk terjadi di Kanjuruhan Malang, Sabtu 1 Oktober 2022. Tragedi ini menewaskan 127 orang untuk data sementara hingga Minggu siang, 2 Oktober 2022.

Sebelum tragedi Kanjuruhan Malang, tragedi ketiga terbesar terjadi di Afrika. Insiden itu terjadi pada 9 Mei 2001 di Stadion Accra Sports, Kinbu Road, Accra, Ghana.

Kejadian di Afrika ini menewaskan 126 orang. Saat itu tengah berlangsung pertandingan derby antara tuan rumah Hearts of Oak dengan sesama klub dari Accra, Asante Kotoko.

Tim tamu unggul 1-0 mendekati akhir pertandingan, namun tuan rumah mencetak dua gol untuk berbalik unggul pada laga tersebut.

BACA JUGA:Manchester United Kalah Telak, Dihajar Manchester City 6-3, Erling Haaland dan Phil Foden Hattrick

Tragedi berikutnya, bentrok antara pendukung Spartak (Moskow) dengan pendukung HFC Haarlem (Belanda) usai pertandingan Piala UEFA di Stadion Luzhniki telah memakan korban jiwa sebanya 66 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: fajar